25. 🌸 Patah Hati 🌸

50 6 5
                                        

Ditempat lain, Akan dan ketiga temannya sedang berkumpul hari ini. Ia lebih memilih untuk dirumah Kevin karena rumahnya selalu kosong jadi ia bebas untuk melakukan apa saja. Seperti sekarang kacang dan kuaci sudah berserakan dimana mana, kamar Kevin sudah seperti kapal pecah. Tetapi hanya satu orang yang tidak menikmati malam ini. Ya dia Akam, Angga pasti tahu kenapa ia seperti ini. Itu pasti karena Ana sedang ngedate dengan Erlangga. Sial, ini pasti  gara-gara pertandingan kemarin.

"Idih galau aja Lo!" Ujar Gary, ia melemparkan kuaci yang sudah dimasukkan kedalam mulutnya lalu dilempar begitu saja kearah Akam hingga mengenai keningnya.

Akam menoleh ke arah Gary yang melemparnya kulit kuaci. Matanya geram melihat ke arah Gary. Ia masih sama seperti tadi tidak berbicara, tidak makan apapun yang ada disini. Bahkan game pun sampai ia tidak sentuh. Biasanya kalau lagi kumpul seperti ini. Akam yang paling heboh dengan game ataupun bermain PS.

Gary ketakutan menatap mata Akam yang siap menerkam siapapun yang mengganggunya. "Gile. Biasa aja kali ngeliatnya." Kata Gary, ia segera menjauh dari hadapan Akan sebelum ia diterkam oleh singa yang sedang menggila.

Angga duduk di sofa panjang milik Kevin yang ada didalam kamarnya. Didepannya sudah ada TV besar ia menonton sambil ditemani cemilan yang lumayan banyak dan ia hanya memakannya sendirian.

Kevin datang lalu duduk disebelah Angga dan ikut melihat apa yang sedang ditonton Angga.
Kevin bernyanyi. "Kalau ada makanan dimeja tak pernah engkau makan." Mulutnya komat-kamit, dan langsung mengambil cemilan yang ada di tangan Angga.

"Culametan met met... Culametan met met..." Lanjutnya, ia berhasil merampas cemilan yang ada ditangan Angga dan memakannya

Angga geram. Ia kesal karena Kevin mengganggunya saat sedang tenang. "Lu yang celamitan metmet!" Balasnya lalu menarik kembali makanan yang sempat diganggu oleh Kevin.

"Dunnia....di penuhi dengan hiasan
semua..dan sgala yang ada
akan kembali pada nya
bila waktu tlah memanggil
teman sejati hanyalah amal
bila waktu tlah terhenti
teman sejati tinggalah sepi..." Begitulah Gary menyanyi hingga membuat Kevin ingin menoyor saja kepalanya saat ini.

"Woi lu nyanyi itu pengen tobat!" Teriak kevin melempar kacang atom, ia dapat dari tangan Angga, lalu Angga menepisnya begitu saja.

"Iya nih gara - gara nonton film azab gue." Jawabnya sesekali mempraktekkan gaya menangis tersedu - sedu."

Akam yang sedari hanya diam kini angkat bicara. "Yee bego. Nonton film azab bukannya tobat malah hafal lagunya Opik." Cibirnya, ingin sekali rasanya menjitak kepalanya dan memendamkan nya di kolam.

Ketiganya langsung tertawa mendengar apa yang baru saja Akam bilang. "Eh batu diem aja Lo." Balas Kevin sengit.

"Gue tobatnya nanti aja kalau udah hafal semua lagu Opik." Begitulah perkataan dari Gary, hingga membuat semua yang ada disini bingung. Tobat macam apa itu pikirnya.

"Yee lo mah emang tomat." Sahut Angga, ia masih setia dengan televisi didepannya, tapi ia selalu mendengar apapun yang diucapkan temannya.

"Yee baskom nyambung aja Lo kaya tiang listrik." Cibir Kevin yang ada disampingnya. Angga menatap nya dengan penuh ketidak sukaan.

"Apa tuh tomat?" Tanya Gary, ia sama sekali tidak tau apa itu tomat, kecuali tomat yang dibeli bi endang untuk memasak.

"Tobat maksiat lagi!" Teriak Akam dan Angga barengan.

"Gue mah ijo tomat aja." Ujar Kevin, entah siapa pada siapa tapi yang menanggapi nya hanya Gary.

"Apa lagi tuh?" Tanyanya dengan penasaran

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang