Saat sedang asik menonton televisi tiba tiba terdengar suara getaran dari handphone akam ia langsung mengecek siapa yang sudah menggangunya malam malam begini. Saat ia buka ternyata pesan dari bundanya
Bunda : "Sayang bunda malam ini tidak bisa pulang, karena harus jagain Tante kamu dirumah sakit. Bunda titip cheryl sama kamu."
Setelah membaca pesan dari rose ia tak ada niatan untuk membalasnya, ana yang sedang duduk disamping nya selalu memperhatikan akam sedari tadi.
"Dari siapa?" Tanya ana
"Dari doi." Balas akam ngasal sambil mengambil minumnya di meja.
Akam yang berbicara seperti itupun langsung merubah moodnya ana yang tadinya senang bisa berduaan dengan akam, itu kesempatan besar bagi dirinya bisa dekat dengannya. Tapi harapannya musnah saat ia bicara seperti itu. Hatinya hancur berkeping keping.
"Gue mau pulang." Singkat ana langsung berdiri dari duduknya
Akam segera mencekal tangannya, apakah dirinya salah bicara seperti itu, apakah ana cemburu saat akam bilang itu. Rasanya hati akan sangat senang sekali bisa melihat ana cemburuan seperti itu, mungkin keduanya punya perasaan yang sama tapi tidak berani untuk mengungkapkannya. Biarlah rasa ini berjalan dengan sendirinya.
"Lepasin! nanti cewek Lo marah kalo dia tau Lo megang tangan gue!" Ketus ana
Oh gue tau kalo cewek kaya gini pasti dia cemburu nih' batin akam.
"Nggak! Cewe gue kan elo." Celetuk akam yang membuat ana terdiam, pipinya merah seperti habis ditampar, ya dia blusing.
Duh bisa banget deh bikin gue blush' batin ana.
"Ihhh pipi Lo kenapa tuh?" Tunjuk akam ke arah pipi ana
Ana langsung menyentuh kedua pipinya seperti nya tidak ada apa apa, apa akam ingin mengerjainya lagi.
"Nggak ada apa apa. Tapi pipi Lo merah gitu kaya tomat." Ujarnya sambil tertawa kecil.
Ana langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, ini kedua kalinya ia tertangkap basah oleh akam, kenapa harus kaya gini si didepan dia, dia juga yang selalu bikin ana baperr.
"N-n-nggak kok, sotau Lo." Ucapnya terbata bata.
"Tau lah, kan gue yang ngeliat sendiri."
"Mana? Gue nggak liat tuh." Ujarnya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Kan Lo yang blusing. Mana bisa liat Malih!" Kesal akam, sebenarnya yang bodoh dirinya atau ana kenapa bisa kasih pertanyaan seperti itu.
Ana menyegir menderetkan gigi nya yang rapih, itu membuat akam terpesona dengan senyumannya.
"Gue mau pulang!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan akam, ia keluar menuju pintu dapur bukannya menuju pintu keluar, mungkin ia bingung karena rumahnya yang bisa dibilang sangat besar dan megah. Akam yang melihat ana menuju dapur pun tertawa tawa sendiri, katanya mau pulang tapi ko malah kedapur. Ia biarkan saja ana terus berjalan ke dapur sampai ia tersadar sendiri kalau itu bukan pintu untuk keluar.
Ia bingung kenapa dirinya bisa ada didapur, niatnya mau pulang tapi kenapa malah nyasar ke dapur, ini juga sebab akam ia membuat dirinya malu ia ketahuan blush makannya ia cepat cepat ingin pulang agar tidak terlanjur baper. Kalau akam bisa tau ia pasti akan meledeknya
"Niat gue kan mau pulang ya? Tapi kenapa gue ke dapur?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Ko bisa ya pintu keluar berubah jadi pintu dapur?" Dirinya sempat berfikir.
"Lagian sih ini rumah udah kaya gedung gede banget, kan gue jadi keder." Ucapnya lagi lalu ia keluar dapur untuk mencari pintu keluar.
Akam melihat ana yang baru saja keluar dari dapur langsung ia menanyakan ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Ficção AdolescenteCinta pada pandangan pertama memang sangat indah yang bahkan keindahan manapun tak ada yang menyamai indahnya perasaan cinta. Dunia terasa begitu indah kolam berada di taman surga. Hari-hari dipenuhi akan kebahagiaan, menciptakan bibir kerap kali te...