16. 🌸Pengrisuh🌸

33 14 2
                                    

Spontan Akam langsung mengerem mendadak membuat Ana terdorong kedepan membuat kepalanya terbentur kepala Akam. Sontak membuat ana menggerakkan.

"Aduhh sakit tau kepala gue. Udah tadi dilempar kaleng sekarang kena kepala Lo!" Ketus nya lalu memukul bahu Akam pelan.

Oh dia yang kena lemparan dahsyat gue ' Batin Akam sambil tertawa

"Kenapa Lo ketawa? Seneng banget liat gue menderita!" Kesal Ana geram

"Seneng lah! Apalagi yang ngelempar itu gue!" Ujarnya tertawa kencang membuat Ana mendecak kesal.

"Oh jadi Lo orang yang ngelempar kaleng itu ke gue! Awass Lo ya!" Ucapnya sambil mencubit cubit tubuh Akam.

"Bisa diem nggak sih Lo! Nanti kalo jatuh gimana?" Tegas akam

"Lo si ngeselin!" Ana pun memberhentikan aksinya.

"Tapi gue ngangenin kan?" Ucap Akam sambil menoleh kesamping mengedipkan matanya sebelah

"Gilaa pede banget lo." Ketus ana.

Akam segera melanjutkan perjalanannya tiba - tiba ana memberhentikannya secara mendadak.

"Stop! Ihhh stoppp!" Teriak ana dengan mata berbinar.

Akam pun langsung memberhentikan sepedanya. "Apaan si Lo!" Ketus Akam.

"Gue mau beli itu!" Ana menunjuk penjual boneka itu, Lalu turun dari sepedanya menghampiri penjual itu.

Akam yang melihat ana pun hanya menghela nafasnya bersabar menghadapi sifat Ana yang seperti anak kecil.

Ana sudah membelinya tapi belum membayarnya karena tidak membawa uang akhirnya ia meminta Akam untuk membayarnya kalau sudah sampai rumah ia berjanji akan mengganti uangnya. Ia membeli 20 gantungan boneka Stitch, gila saja bukan, Untuk apa coba? Mungkin satunya untuk digantung ditas, lemari, dan satunya dikasih untuk Anak. Lalu Ana menghampiri Akam dengan raut wajah tak berdosa dan sangat bahagia seperti anak kecil yang dikasih permen sambil memamerkan bonekanya.

Akam pun terkejut melihat tangan Ana yang penuh dengan gantungan boneka Stitch yang banyak, ia rasa Ana sudah gila, ia bukan lagi anak kecil.

"Lo yakin beli segitu banyaknya?" Ucap Akam dengan raut wajah masam.

Ana menggangguk kegirangan sambil menyengir, dibalas Akam hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Taa__piii." Ucap nyaa menjeda bicaranya. Ia takut akan tidak dibayarin oleh Akam.

"Tapi apa?" Tanya Akam kebingungan

"Gue nggak bawa uang." Ucapnya menunduk

Lalu Akam menepuk keningnya sendiri bingung dengan sikap Ana yang seperti ini.

"Hehe.. Bayarin." Ucapnya memasang wajah sok imut, membuat akam merasa gemass rasanya ingin sekali ia makan. "Pliss! Gue bakal nurut apa yang Lo minta deh."

"Oke" Ucapnya terpaksa.

"Nih sana bayar." Suruh nya sambil memberikan uang 50 ribu ke Ana

"Makasihh!" Ucapnya dengan senang, ia lupa kalau sudah bertemu dengan Stitch

Setelah ana sudah membayarnya ia segera menghampiri Akam yang sudah menunggu, Ana kembali dengan raut wajah yang sangat ceria, senyum manis terukir diwajahnya. Akam yang melihat senyumannya pun sangat bahagia bisa melihat ana seperti ini.

"Kenapa lo senyum senyum kaya gitu? Ngeliatin gue Lo yaa?" Kata Ana berusaha meyakinkan raut wajah akam yang tersipu malu.

"Apaan si Geer banget lo." Jawab Akam tidak ingin kalah.

"Gue tau gue imut imut kan?" Ujarnya sambil memasang wajah imut.

"Amit amit Lo mah!" Celetuk Akam lalu meninggalkan Ana yang sedang merengut

"Ishh ditinggal teruss!"

"Tungguin gue woii!" Teriak Ana sambil mengejar Akam yang tidak terlalu jauh darinya.

Akam pun segera memberhentikan sepedanya. "Lama Lo, udah siang ni." Ujarnya.

"Iya iya sabar dikit kenapa, haus nih." Ucapnya sambil memegang tenggorokan nya.

"Minum." Ketus Akam.

"Beliin ya?" Tanya Ana.

"Nanti aja. Cepet naik!" Suruh Akam

"Iya bawel." Ana pun langsung naik sepedanya di depan

"Nga-ngapain Lo disini?" Gugup Akam yang sedang mengatur detak jantungnya karena Ana didepannya saat ini, dan jaraknya sangat dekat sekali.

"Ya mau di bonceng lah sama lo, Lo yang ngayuh sepedanya." Ujar Ana belum juga turun dari duduknya

"Pindah ke belakang!" Suruh Akam.

"Nggak mau. Capek tau berdiri mulu." Jawabnya memutar bola matanya malas.

"Mau gue turunin?" Tanya Akam

"Nggak mau juga." Singkatnya

"Terserah Lo deh." Ujarnya, ia malas berdebat dengan Ana, pasti yang selalu menang itu cewek.

"Yauda ayo jalan." Suruh Ana tidak sabaran.

Lalu Akam mulai mengayuh sepedanya, dijalan keduanya saling diam, tidak ada yang berbicara. Ana sibuk memainkan boneka yang ia beli tadi, sampai terlintas di idenya untuk menggantungkan boneka Stitch nya di sepeda Akam. Ia mulai menggantung nya di sebelah kiri, bibirnya terangkat membuat senyuman manis.

"Lucu." Satu kata untuk boneka yang ia gantungkan.

"Ngomong sama siapa?" Tanya Akam, karena ia tak sengaja mendengar ana mengucapkan sesuatu tapi tidak terlalu jelas ditelinganya.

"Nggak ngomong sama siapa - siapa." Jawab Ana

"Gila." Kata Akam mengatai Ana.

"Ngatain gue Lo ya?" Tanya Ana merasa kalau Akam mengatainya gila.

"Iya. Kenapa nggak suka?" Jawab Akam

"Nggak lah. Orang cantik cantik gini dikatain gila." Ucapnya penuh kepedean.

"Jelek."

Cantik."

"Jee____" Ucapan Akam terpotong saat ada suara klakson mobil.

Tinn.. Tinn.. Tinn..

Ana dan Akam yang merasa terganggu dengan suara itupun langsung berhenti dan menoleh ke samping. Ia tak mengenal orang yang ada di dalam mobil itu karena jendelanya tertutup rapat.

"Berisik banget si pak. Jalanan masih lega juga." Teriak Ana mengomeli orang yang ada di dalam mobil.

Lalu orang yang ada didalam itu membuka jendela mobilnya menampakkan sesosok seorang cowok tampan tapi tengil. Yaa dia adalah Kevin dan Gary.

"So sweet bangett sii mbak nya!" Ujar Kevin sambil mengangkat kedua tangannya di dagu seperti chibi chibi.

Wajah keduanya pun nampak merah merona akibat ulah kedua serigala itu. Yaps mereka blushing haha.

"Eh apaan si lo ngagetin aja." Protes Ana dilanjut Akam "Emang ganggu aja Lo."




First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang