12. 🌸Pendekatan (2)🌸

94 50 10
                                    

Kringg.. Kringg.. Kringg..

Suara jam beker berbunyi jam menunjukkan pukul 06:00. Ana yang merasa terganggu dengan suara itu langsung menghentikan suara itu.

"Duhh ko cepet banget si pagi nya! Perasaan gue baru aja merem" Ana ngedumel sehabis memencet jamnya

Bagaimana tidak, ia baru bisa tidur jam tiga pagi sebab semalam ia selalu memikirkan kejadian semalam bersama akam. Rasanya sangat senang sekali bisa bersama dengannya.

"Gue lanjutin tidur aja deh lima menit!" Kata ana lalu memejamkan matanya kembali.

Saat sudah lima menit melanjutkan nya ia tak kunjung bangun juga, sampai akhirnya sudah jam setengah tujuh. Bundanya yang sedang menyiapkan sarapan belum melihat ana sedari tadi, biasanya jam segini ia sudah tiba dimeja makan untuk sarapan bersama. Akhirnya ia memutuskan untuk ke kamarnya.

Evelyn menggeleng gelengkan kepalanya melihat ana yang masih berbaring di ranjangnya, padahal ana bisa telat berangkat ke sekolah.

"NANA BANGUNAN!!!" Teriak elyn disamping ranjangnya sambil berdecak pinggang

Ana yang mendengar suara toa elyn pun mendengus kesal akhirnya ia bangun menyilangkan kakinya di ranjang.

"Masih pagi bunda!" Ucapnya sambil mengucek ngucek matanya.

"Pagiii bapakmu!! Liatt udah jam berapa! Balasnya menyodorkan jam beker itu ke depan ana

Ana yang melihat itu langsung melotot tajam ke arah jamnya yang dipegang Evelyn. Lalu elyn turun kebawah untuk melanjutkan menyiapi sarapannya.

"Mampus gue kesiangan!!!" Teriaknya lalu berlari ke kekamar mandi. Tak sampai lima menit di kamar mandi ia sudah selesai, mungkin ia cuma mandi seperti bebek.

Buru buru ia memakai seragamnya, ana masa bodo kalau tak memakai bedak, dirinya sudah keliatan cantik tanpa dipolesi bedak. Lalu ia lari ke bawah.

Suasana pagi ini sangat kacau dirumanya. Mengoceh ngoceh tak jelas, hampir semua orang dirumah kena semprotan omelannya mulai dari bundanya, papahnya, bahkan adiknya pun kena.

"Duhh taxi mana lagi! Gue bisa telatt nih!" Ucapnya menoleh ke kanan ke kiri

***

Di tempat lain, akam sudah siap untuk berangkat sekolah. Baru saja ia ingin melajukan mobilnya, tapi matanya melihat ana yang sedang gelisah seperti sedang menunggu taxi, akam yang melihatnya pun langsung memajukan mobilnya dan berhenti didepan ana. Ia membuka jendela mobilnya.

"Bareng gue aja." Ucapnya masih berada didalam mobil

"Nggak usah! Gue naik taxi." Jawabnya memalingkan wajahnya ke arah lain

"Percaya deh sama gue. Taxi nggak bakal dateng."

"Ihh lo kok malah doain kayak gitu sih!" Ujarnya sambil menghentak hentakan kakinya.

"Itu kenyataan ana," Balasnya dengan lembut "Mau nggak? Udah siang nih. Gue bisa telat!" Lanjutnya ngegas

Terpaksa deh gue bareng dia' batinnya

"Iya iya bawel banget" balasnya sambil membuka pintu mobil

***

Bel pertama sudah berbunyi waktunya masuk pelajaran pertama. Dikelasnya sudah ada seorang guru, namanya Bu Dina ia mengajar seni budaya.

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang