19. 🌸Jalan - Jalan🌸

40 10 3
                                    

"Berdua bersamamu membuatku bahagia"

***

Seperti janjinya tadi Akam akan mengajak Ana ke suatu tempat. Ya keduanya pergi ke tempat kedai eskrim. Sepertinya Ana sangat menikmati hari ini. Wajahnya tampak sangat ceria. Senyum manisnya tak lepas dari wajah cantiknya. Akam yang disampingnya terus terusan mencuri curi pandang kepada Ana. Setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman keduanya duduk saling berhadapan.

Akam segera memanggil seorang waiters. Waiters itupun datang menghampirinya.

"Mas pesan eskrim nya 2 rasa vanilla." Ucap Akan kepada waitersnya. Dan diangguki oleh waitersnya.

"Mas pesen 2 juga stroberi." Ucap Ana disela - sela lagi memainkan ponselnya.

"Baik tunggu sebentar ya" Jawab waiters lalu pergi."

"Na ko pesen lagi si? Kan gue udah pesen 2 buat Lo satu buat gue satu." Tanya Akam menaikkan sebelah alisnya.

Dengan Watados Ana menyengir menderetkan gigi putihnya itu. "Asikkkkkkk!!! Jadi gue punya 3!" Teriak Ana kegirangan dengan sesekali mencubit pipi Akam karena gemas.

Seketika raut wajah Akam berubah menjadi tegang, apa yang dilakukan ana padanya. Ah tentu saja ini sangat berefek pada hatinya. Akam tersadar saat waiters datang membawa pesanannya.

"Selamat menikmati." Ucap waiters dan diangguki oleh keduanya. "Terimakasih mas." Ucapnya bersamaan.

"Wahh enak banget." Senyum Ana merekah  setelah memasukkan sesendok eskrimnya kedalam mulutnya. Saking asiknya Ana pun sampai mengabaikan orang yang ada didepannya saat ini. Akam hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan ia terus memperhatikan Ana sedari tadi.

"Manis."

"Hah? Apanya manis?" Tanya Ana saat ingin memasukkan eskrim kedalam mulutnya.

"Senyuman lo manis banget!"

"Eh nggk,  ya ya eskrim nya lah manis." Ucap Akam berbohong. Entah kenapa kata itu keluar begitu saja dari mulutnya saat sedang memperhatikan Ana. Ah sial untung saja ia tidak tertangkap basah.

Ana mengangguk mengerti. Ia melanjutkan makannya tadi yang sempat tertunda.

"Kirain gitu gue yang manis." Celetuknya sambil terkekeh pelan.

Iya Lo manis. Sampe gue mau makan lo.

"Pede banget lo." Akam memutar bola matanya melas.

"Jadi orang tuh harus pede." Ucapnya bersikap angkuh.

"Kalo terlalu kepedean yang ada malu tau rasa lo." Jawab Akam tak ingin kalah.

"Perlu gue contohin?" Tanya Ana tersenyum smirk nya.

"Silahkan." Ucapnya tak memperdulikan.

Ana bangkit lalu ia menuju meja yang berada di sampingnya yang ditempati anak anak seumurannya.

Mau kemana lagi tuh anak. Batinnya

Akam terus saja memperhatikan apa yang akan dia lakukan, ia berharap Ana tidak macam - macam oleh anak remaja pria itu. Ah sial kenapa harus mengizinkannya yang ada nanti hanya membuat Akam malu saja.

"Mas mau tanya saya manis ga?" Tanya Ana to the point, suaranya sengaja ia kencangkan agar Akam terdengar.

Ke empat remaja itu pertamanya bingung. Tak lama keempatnya menjawab secara serempak. "Bukan manis lagi neng, tapi cantiknya berlebihan."

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang