Erlangga POV
Malam ini Erlangga begitu senang, terlihat sekali dari raut wajahnya, ia selalu tersenyum tidak seperti biasanya yang hanya menampilkan raut wajah cuek nya. Hampir semua keluarga nya heran kepada Erlangga, ia selalu menyapa nya duluan padahal ia orang yang tidak peduli.
"Gila lo ya?" Tanya Erraka disela-sela makan malam bersama. ya dia adalah saudara kembarnya Erlangga, hanya saja Erraka lebih tua darinya.
"Apaan si lo bang. Ga jelas!" Tanya Erlangga, kini mood nya benar-benar berubah hanya karena perkataan dari Erraka.
Erlangga sudah menghabiskan makan malamnya, lalu ia beranjak ke atas untuk bersiap-siap. Karena sebentar lagi ia akan menjemput bidadari yang sudah lama ia idam-idamkan.
Kini ia sudah rapih, Erlangga hanya mengenakan kaos putih polos dilapisi jaket bomber hitam, dan untuk celananya ia hanya menggunakan celana jins hitam panjang, itu pun sudah membuanya lebih tampan.
Ia meraih kunci mobil diatas nakasnya lalu berjalan sampainya di ruang tamu, seseorang memanggilnya dan itu membuat Erlangga berhenti.
"Erlangga!" Panggil Dinda, Mamahnya, kini Dinda sudah bergelayutan di lengan Erlangga.
Erlangga menoleh. "Apa mah?" Tanya Erlangga
Dinda melihat anaknya dari atas hingga bawah, ia mengulum senyumnya. "Kamu mau kemana rapih banget?" Tanya Dinda kepo menunggu Erlangga menjawabnya.
Erlangga berfikir sejenak, akhirnya ia menjawab dengan jujur pertanyaan mamahnya. " Hmm jalan mah sama Ana." Bisiknya ditelinga Dinda dengan pelan.
Dinda terkejut, pasalnya baru kali ini ia mengatakan kalau akan pergi sama cewek. Biasanya ia keluar hanya bermain sama teman-teman nya dan itu pun hanya bermain game bersama.
"Ajak kerumah dong. Mamah mau kenalan sama yang namanya siapa tuh? Tanya Dinda
"Ana mah."
"Nah itu." Dinda mengangguk benar. Erlangga melihat jam tangan yang melingkar dilengannya, hampir telat. Dia pun langsung menyalami Dinda dan beranjak keluar.
***
Ana POVSaat ini Ana sedang asik menonton video lucu dilaptopnya, ia hanya mengenakan piyama berwarna biru bergambar Stitch.
Ia terlalu asik dengan dunia sendiri, sampai ia lupa kalau malam ini ia sudah berjanji akan ngedate bareng Erlangga.
Jack masuk kedalam kamar Ana tanpa permisi.
"Kak Ana!" Panggil JackAna tak menanggapi nya, ia masih tertawa sendiri melihat video itu.
"Kak Ana!" Panggil Jack sekali lagi, kali ini lebih keras.
Ana mendengus sebal, ia mulai merubah posisi nya menjadi duduk sambil berkacak pinggang.
"Apa sih dek? Ganggu mulu heran!" Tanya Ana kesal.
"Tuh didepan ada pacar kakak!" Kata Jack lalu keluar dari kamar kakaknya.
Ana terdiam sejenak. Memikirkan apa yang baru saja dikatakan adiknya. No! Bukan pacar, Ana selama ini tidak mempunyai pacar. Ana mengambil jam beker nya yang ada di atas meja belajarnya. Sudah jam 7 itu artinya Erlangga akan menjemputnya, apa yang dibilang Jack itu Erlangga? Tidak. Tidak. Tidak. Bagaimana kalau dia bertemu mamah papah, apa yang akan Erlangga bilang. Kacau sudah. Ia pun buru - buru mengganti bajunya sebelum papah mengintrogasi Erlangga lebih dalam tentang Ana. Ia mengambil baju asal. Ya dia mengambil baju Shabrina dengan lengannya dibahu dan untuk bawahannya dia mengambil rok seatas lutut berwarna hitam dan sneakers senada. Lalu Ana memoles wajah nya sedikit makeup.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight
Dla nastolatkówCinta pada pandangan pertama memang sangat indah yang bahkan keindahan manapun tak ada yang menyamai indahnya perasaan cinta. Dunia terasa begitu indah kolam berada di taman surga. Hari-hari dipenuhi akan kebahagiaan, menciptakan bibir kerap kali te...