29. 🌸Ruang BK🌸

30 3 2
                                    

"CEPAT KE RUANG BK SEKARANG!!!" Teriak Bu Mega, salah satu guru BK yang ada disekolah ini. Bahkan Bu Mega tidak menghiraukan Akam yang terluka, ia langsung saja pergi dari belakang sekolah.

Erlangga, Akam dan Ana pun menuruti apa yang dikatakan bu Mega. "Lo bisa jalan sendiri?" Tanya Ana. Baru saja Ana ingin mengobati luka yang ada di wajah Akam, tapi panggilan Bu Mega tidak dapat ia hindari jadi terpaksa sehabis urusannya selesai, ia akan membawa Akam ke UKS dan mengobati lukanya.

"Gue bisa." Jawabnya, ia berusaha agar bisa berdiri sendiri, tetapi gagal karena perut nya yang sangat sakit akibat pukulan Erlangga yang cukup keras.

"Gak usah lebay." Ketus Erlangga, ia masih belum pergi dari sini. Ia terlihat cemburu dengan Akam yang diperlakukan manis oleh Ana.

Sepertinya Akam mencium aroma aroma cemburu, jadi lebih baik Akam mengerjainya. Ia melirik Erlangga lalu tersenyum dengan smirk nya.

"Aduh sakit banget!" Lirihnya kesakitan. Ana pun dengan cepat membantu Akam yang kesakitan.

"Gue bantu." Ana langsung mendekati Akam dan membantu nya berdiri, lalu ia memapah Akam untuk berjalan berdampingan. Akam menoleh kebelakang lalu ia tersenyum kemenangan saat melihat Erlangga terbakar api cemburu.

"Rasakan itu ferguso haha.." batinnya

"Damn you Akam!" Gumam Erlangga menonjok tembok tepat yang ada disampingnya.

🌸🌸🌸

Saat ini Akam, Ana, dan Erlangga sudah ada diruang BK. Rasanya baru kali ini Akam mendapatkan masalah sampai harus memasuki ruang yang tidak pernah ia masuki, rasanya seperti memasuki kandang macan. Panas. Mereka bertiga duduk berdampingan dengan Ana yang berada ditengah- tengah nya.

"Erlangga! Lagi - lagi kamu yang masuk keruang saya." Kata Bu Mega, rasanya sampai bosan melihat anak ini lagi, padahal dari banyak muridnya kenapa harus anak ini lagi yang membuat ulah.

"Siap Bu! Emang saya sudah menjadi langganan Bu!" Jawab Erlangga asal. Ia memang berani dengan guru, bahkan sampai menjawab nya.

"Erlangga tidak bisakah kamu tidak masuk keruang saya sekali saja?!" Sepertinya Bu Mega telah melupakan permasalahan antara mereka bertiga. Karena yang Ana dengar hanya permasalahan Erlangga pribadi.

"Tidak bisa Bu, takutnya nanti ini kangen lagi sama saya hehe.." Ucap Erlangga, ia masih saja bisa tersenyum manis. Siapa si yang tidak suka menggoda guru BK yang terlihat sangat cantik dan muda ini, apalagi belum menikah.

Seketika Bu Mega merasakan panas di pipi nya. Anak ini memang pandai sekali menggombal.

"Kamu nih! ibu lagi serius Erlangga!" Tegas Bu Mega, ia berpura pura bersikap tegas lagi agar tidak tau kalau ia merasakan panas di pipi nya.

"Cie elah ibu minta di seriusin sama saya? Tapi sayangnya saya maunya sama Ana bu." Ucap Erlangga, ia melirik ke samping melihat Ana yang menunduk malu.

Ana dan Akam bahkan sampai bete mendengar guru dan muridnya ini bertengkar, yang satu menasehati tapi yang satunya sibuk menggodanya. Entah lah ia benar - benar bete.

"Ka-"

"Ibu saya mau keluar!" Potong Akam dan Ana bersamaan. Lalu keduanya melirik satu sama lain. Aneh kenapa bisa barengan terus sih.

"Kamu nih ibu belum selesai bicara main potong aja." Matanya menyorot tajam ke arah Ana dan Akam bergantian.

Ana pun terkekeh pelan. "Lagian ibu sibuk sendiri sama Erlangga." Katanya sambil memainkan roknya dibawah.

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang