11. 🌸Pendekatan🌸

91 57 12
                                    

Matahari sudah mulai terbenam, langit yang tadinya cerah sekarang menjadi gelap, hari mulai petang.


"Udah sore nih. Gue balik ya!" Ujar Angga sambil melihat arloji ditangan kirinya lalu berdiri. Setelah Angga berdiri kemudian semuanya ikut pamit juga untuk pulang, kecuali akam.

Baru saja akam ingin keluar rumah namun langkahnya terhenti ketika ana memanggilnya.

"Kam disini dulu ya temenin gue." Ucapnya pelan sambil menundukkan wajahnya dan menggigit bibir bawahnya

"Emang kenapa?" Jawabnya sambil berbalik badan menghadap ana

"Bunda sama papah belum pulang, mereka lagi dirumah tante gue."

"Yauda. Tapi didepan aja ya jangan di dalem, nggak enak kalau diliat tetangga." Balasnya sambil tersenyum ke ana.

Aduhh.. kenapa harus senyum sii! Ini juga jantung nggak bisa dikontrol ' batinnya sambil memegang dadanya.

"Lo nggak papa kan?" Tanya akam sambil memegang pundak ana

Saat sedang melamun tiba tiba akam memegang pundaknya, itu membuat ana terpelonjak kaget. Karena refleks ana menepis tangan akam dari pundaknya, dan memundurkan dirinya beberapa langkah.

"Ng-nggakk k-kok g-gue nggak papa!" Jawabnya dengan gugup

Sekarang jantungnya seperti lari maraton ia tak bisa mengontrolnya, andai dirinya bisa menghilang, rasanya ia ingin sekali menghilang detik ini juga.

"Kam bentar ya gue mau ke toilet dulu!" Ujarnya langsung meninggalkan akam

Akam yang melihat ana seperti itu tersenyum tipis. Rasanya dirinya ingin sekali mencubit pipinya karena gemas dengan tingkah lucunya.

Sebenarnya ana tidak ke toilet, tapi ia hanya ingin mengontrol detak jantung saat dekat dengan akam, apalagi dipegangnya. Rasanya ia sangat bahagia malam ini.
Setelah beberapa menit ia berhasil mengontrol detak jantungnya lalu berjalan keluar untuk menemui akam, namun ia tak lupa mengambil minuman dan cemilan untuk dirinya dan akam.

"Maaf ya lama." Tanyanya sambil duduk di kursi, ia duduk disebelahnya.

"Eh iya.. nggak ko nggak lama" Jawabnya tersadar akan kedatangan ana.

"Nih minumnya." Ucapnya sambil menyodorkan minumannya.

"Iya makasih." Ujarnya menerima minuman itu.

Lalu keduanya saling sibuk dengan ponselnya masing masing, tak ada yang memulai pembicaraan, mungkin keduanya masih ragu untuk memulai percakapan duluan. Keadaan mulai hening, tak ada suara dari mereka berdua. Tiba tiba...

Kruyukkk... ( ceritanya ini suara perut ana yang tiba tiba berbunyi:v )

"Lo denger suara nggak na?" Ucapnya sambil menoleh kesamping.

"Emm.. S-s-suara a-paan?" Jawabnya terbata bata sambil memalingkan wajah nya.

Mampus perut gue bunyi. Ketauan deh kalau gue laper ' batinnya.

"Hahaha..." Akam ketawa kecil

"Lo kenapa ketawa?" Tanya nya

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang