30. 🌸 Si ratu dalang 🌸

37 4 2
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. Kini Kesya sedang duduk di bangku yang sudah tersedia di perpustakaan.
Kesya menunggu temannya yang sedang asik memilih buku di perpustakaan padahal sudah jam pulang, mau tidak mau Kesya harus menemani nya sampai temannya sudah selesai mencari buku yang akan ia pinjam dari perpustakaan sekolah.

Bosan sekali, setelah 30 menit menemani nya, buku yang ia ambil dari lemari perpus juga ia sudah baca, lalu mengecek handphone nya tidak ada yang asik sama sekali, notip pun tidak ada, sedih sekali.

"Lama banget sih Caca!" Geram Kesya, ia ingin keluar dari perpustakaan ini untuk mengurangi penat dikepalanya. Ia pun memilih ke toilet saja, mungkin dengan pergi ke toilet ia bisa menghilangkan penat dikepalanya.

Saat sampai di depan toilet ia mendengar seseorang sedang berbicara didalam, ia pun mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam. Baru saja ingin kembali ke perpustakaan. namun, pembicaraan ini membuat nya semakin penasaran. Kesya memasang telinga baik-baik, masa bodoh dengan kata orang kalau menguping pembicaraan orang lain itu tidak baik, tapi ada manfaatnya juga ternyata.

"Lo tau gak mereka bertiga masuk ke ruang bu Mega."

"Terus gue denger lagi Akam dipukulin sama Erlangga."

"Gue ga sabar ngeliat Ana menderita haha.." dia tertawa bersama

"Tapi njel kalau sampe Erlangga sama Akam tahu pelakunya kita pasti dia bakal marah bangat sama Lo."

"Iya bener apalagi Erlangga, gue ngerii duluan cuy..."

Kesya sangat terkejut mendengar apa yang baru saja ia dengar. Ia tidak menyangka kakak kelas yang sering bikin ulah sekarang mulai lagi membuat onar. Bukannya tobat sudah mau lulus masih saja mencari masalah. Sekarang ia tahu siapa pelakunya, dan akan Kesya laporkan ke Akam dan Erlangga agar dia diberi pelajaran.

Kesya pun buru - buru pergi dari toilet sebelum mereka melihat Kesya. Tapi sayangnya saat Kesya berjalan ia malah menabrak tempat sampah sampai mengeluarkan suara bunyi.

Brak!

"Aduh mampus ketahuan!" Batinnya

"Siapa diluar!" Teriak salah satu dari mereka. Kesya pun berjalan dengan tergesa-gesa agar tidak ketahuan kalau ia sudah menguping pembicaraan nya.

Namun sayang sekali ia sudah berhasil menghentikan langkah Kesya.

"Diam atau Lo gak akan bisa pulang!" Kesya ketakutan, kenapa ia tidak berlari saja tadi. Padahal kalau ia lari mungkin ia bisa selamat dari kumpulan cabe-cabean ini. Ia pun memilih diam ditempat dan berdoa sebanyak banyaknya berharap ia tidak di apa - apakan oleh Kaka kelasnya ini.

"Oh rupanya si cupu gaess!" Kata Angel, ketua geng mereka. Ia memutari Kesya dari belakang sampai berhenti tepat didepannya.

Kesya pun menunduk ketakutan. Kakinya mulai gemetaran. Berharap ada seseorang yang datang menolong nya dan membawa nya pergi dari segerombolan medusa ini.

"Abis dari mana Lo?" Tanya cewek yang berambut ikal itu, ya dia Tessa.

"M-mau b-buang sampah k-kak." Jawabnya berbohong, ia terbata bata karena ketakutan mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Oh ayolah Kesya terkenal sebagai gadis yang cupu dan pendiam. Jadi kalau mau berantem mungkin Kesya akan kalah karena mereka bertiga sedangkan Kesya sendirian.

"Gak usah ngeles cupu!" Sahut Angel ia tahu pasti Kesya sudah mendengar semua apa yang tadi mereka bicarakan. Angel menarik rambut Kesya yang dikuncir kuda sampai ikatan rambut nya lepas.

"B-bener k-kak." Jawabnya, ia meringis kesakitan saat Angel menarik rambutnya dengan kasar.

"Jawab yang jujur cupu!" Tegas Angel, ia sampai menarik rambut nya Kesya dengan kasar.

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang