17. 🌸Siall🌸

33 10 1
                                    

Pagi - pagi sekali ana sudah terbangun dari tidur nyenyak nya, entah apa yang membuat nya terlalu bersemangat untuk kesekolah. Dia pun langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah beberapa menit ana sudah selesai dan sudah memakai seragamnya dengan rapih. Tetapi ada yang belum lengkap, ya topi nya. Ana langsung bergegas mencari topi nya seperti orang dikejar setan, dia mencari didalam tas nya, di lemari, di meja belajarnya, dan diseluruh penjuru kamarnya tapi hasil nya nihil.

"BUNDA!!!" Teriak Ana setengah budek mendengar teriakan ana yang mirip kaya toa masjid.

"Kenapa sih kamu pagi - pagi udah berisik banget udah kaya orang kebakaran jenggot." Tanya Evelyn berjalan menuju kamar ana.

"Bun liat topi Nana nggak?" Tanyanya masih setia dengan mengacak - ngacak lemarinya.

"Mana bunda tau, kan kamu yang sekolah masa nanya ke bunda." Jawab Evelyn tak ingin ambil pusing.

"Yahh bunda. Nanti aku bisa dihukum nih." Ujar nya memasang wajah melas

"Terpaksa deh gue dihukum" batinnya

"Hukum tinggal dihukum." Balas Evelyn dengan wajah ngeledek.

"Ihh bunda jahattt! Tau ah Nana mau berangkat aja." Ucapnya langsung pergi ke bawah, ana melihat di meja makan sudah ada papahnya dan adiknya yang sedang sarapan.

Brian pun menyapa ana yang menghampirinya. "Muka kamu pagi-pagi udah ditekuk aja." Katanya sambil tertawa kecil.

"Tau ah pah, aku lagi kesel." Jawab Ana mengambil posisi duduk disamping papahnya, ia langsung mengambil segelas susu dan roti. Brian yang melihat wajah anaknya seperti itu merasa gemas lalu ia mengacak - ngacak puncak kepala Ana.

"Kenapa sayang?" Tanya Brian sangat lembut.

"Topi Nana pah, hilang." Jawab Ana mengerucutkan bibirnya kebawah seperti anak kecil. Uh papah nya gemas sekali. Ya, Ana emang gitu selalu manja bila ada papahnya.

"Nih kak pake topi Ade." Ucap Jack menyodorkan topi SD berwarna merah.

"Emang aku anak SD lagi apa pake topi warna merah." Balas Ana tak terima topi pemberian adiknya.

Brian dan Evelyn yang duduk dimeja makan pun melihat adegan tersebut keduanya tertawa kecil.

"Udah pah, Nana berangkat dulu, biarin deh kalau dihukum." Ujar nya sambil menyalimi kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum" Salam Ana

"Waalaikumussallam, hati - hati sayang!" Jawab Brian dan Evelyn serempak.

•••

Hari ini Akam akan mengendarai sepeda motor barunya yang berwarna putih yang dibelikan bundanya seminggu kemarin. Ia terlihat semakin tampan dengan memakai jas sekolahnya ditambah dengan motor gede nya itu semakin membuat Akam terlihat keren. Entah kenapa Akam juga terlalu bersemangat untuk kesekolah hari ini, atau mungkin karena sepeda motor barunya. Ia segera mengeluarkan motornya kedepan pagar.

Setelah Akam ingin menaiki motornya ia melihat Ana yang nampak kebingungan dengan raut wajah yang panik, mungkin dia sedang mencari taksi.

Akam terlihat buru - buru soalnya hari ini bukan hari biasa. Ini hari Senin pasti sekolah selalu mengadakan Upacara. Ia pun menyalakan motornya sampai didepan ana ia memberhentikan nya.

"Naik." Suruh Akam

"Ngapain? Gue lagi nungguin taksi ni." Balasnya sambil melihat kanan kiri.

"Sampe siang juga nggak bakal ada tuh taksi." Ucap Akam. "Naik atau mau gue tinggal?" Lanjutnya.

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang