22. 🌸 Tercyduk 🌸

37 7 7
                                    

Ana baru saja keluar kelas, baru saja ia melangkahkan kakinya keluar, tapi handphone nya berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk. saat ia mengecek nya ternyata ada pesan dari Brian, papahnya. Senang sekali rasanya dijemput oleh papahnya, karena sekarang papah terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sampai tidak pernah antar jemput Ana kesekolah.

Papah🖤

Sayang tunggu didepan gerbang papah sebentar lagi otw

Ana

Okeh pah

Ia memasukkan kembali handphone nya lalu berjalan lagi sampainya didepan pintu gerbang. Ia berdiri, menunggu papahnya, dia bilang hari ini akan menjemputnya karena kebetulan papahnya melewati jalur yang sama dengan sekolah Ana.

Tapi. Tanpa diduga yang datang bukan papahnya, melainkan Elangga sudah didepan Ana dengan motor ninja nya berwarna merah dia membuka helm full face nya dan menoleh ke Ana.

Dia tersenyum manis sekali, Jujur Erlangga memang tampan tak jauh beda dengan Akam. Tapi entah kenapa ia tidak pernah tertarik sama sekali padanya.

"Hai" Sapanya sangat lembut dan tersenyum manis. Ana hanya membalasnya dengan senyuman kecil.

"Mau bareng?" Tawar Erlangga sambil menyodorkan helm ke Ana.

Ana tak menerimanya, ia harus disini menunggu papahnya Sampai. " Makasih. Gue udah di jemput bokap gue, sorry." Lanjutnya menolak ajakan Erlangga.

Erlangga hanya tersenyum, memang dari dulu sampai sekarang Ana selalu menolak ajakan Erlangga. Tapi tidak untuk nanti malam. Jangan lupakan itu Ana.

"Okay. Jangan lupa nanti malam gue jemput jam tujuh. Tidak terima penolakan Ana. Lo tau gue? Apa aja yang bisa gue lakuin demi lo." Ujar Erlangga yang membuat Ana bergedik ngeri.

Deg

Harus kah Ana menerimanya, tapi ia tidak boleh menolak. Akam akan menjadi sasarannya jika ia menolak.

Tin. Tin.

Itu mobil papah, Ana menoleh. Ya benar saja pasti papah akan mengira bahwa dia pacar Ana. Cepat-cepat Ana berlari kearahnya dan meninggalkan Erlangga yang masih ditempatnya.
Langsung saja Ana masuk kedalam mobil ia duduk di samping Brian. Untung saja papah cepat datang jadi ia bisa menyelesaikan pembicaraan yang tadi belum sempat ia jawab.

"Hayo kamu lagi pacaran ya?"  Tanya Brian berusaha menggoda Ana, ia pun kesal dan melipatkedua tangannya di dada.

"Ihh bukan papah. Itu cuma teman aku!" Belanya

"Teman apa teman?" Godanya lagi yang membuat Ana merajuk lagi.

"Teman pah." Jawabnya lagi malas

"Teman hidup ya?" Tanya lagi membuat Ana mendengus sebal karena Brian terus saja menggodanya.

"Tau ah papah ngeselinn." Kesal Ana, ia melempar wajahnya kesamping males melihat papah nya.

"Gimana kalau kita beli eskrim?" Godanya lagi, kali ini pasti Ana senang lagi. Karena hanya dengan eskrim mood Ana cepat berubah.

Yang tadinya memalingkan wajahnya kesamping sekarang berubah 90 derajat menatap papahnya dengan mata berbinar. Brian memang selalu tau apa yang Ana suka.

"Horeee!!!"  Teriak Ana kegirangan. Brian hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya yang menggemaskan.

Setelah 30 menit perjalanan, Brian dan Ana sampai ditempat kedai eskrim. Seperti nya kedai nya tampak tidak asing, dan ya benar. Dia pernah kesini bersama Akam. Brian memarkirkan mobilnya lalu turun dari mobil.
Keduanya masuk dan mulai mencari tempat duduk yang nyaman untuk bersantai.

First Sight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang