Dibiasakan sebelum baca vote dulu ya^^.
Happy Reading!
"Kamu kenapa sih dek?" Mina terus menunduk ketika dilempari pertanyaan yang tiada hentinya dari Daniel. Ia tau, papa nya itu kesal padanya. Namun Mina sudah tak bisa lagi berada disana lebih lama.
"Pa, udah. Biar Minhee aja yang ngobrol nanti sama adek" Minhee berusaha melindungi Mina dari kekesalan Daniel. Minhee dari awal juga sudah menduga semuanya, Mina pasti takkan betah berada disana lama-lama.
"Udah, fokus nyetir aja. Ga usah mikirin hal hal sepele kaya gitu" ujar Jihyo kemudian, ia juga merasa kasihan pada putrinya, karena mungkin saja alasan putrinya itu ada tugas yang belum di kerjakan atau yang lainnya.
"Ma, Mina dari awal dateng udah bikin malu papa. Gimana pun juga mereka temen deket keluarga kita yang baru aja kita temuin lagi, Mina juga tau itu. Kalo ga nyaman, apa ga bisa ditahan sebentar? Jangan egois mikirin diri sendiri kaya gitu. Ga semua hal yang kamu mau harus dipenuhi Mina, inget" Mina semakin menunduk dalam, air matanya sudah meleleh sekarang.
"Maaf papa" hanya kata itu yang bisa ia keluarkan, Mina membuka seatbelt perlahan.
"Pa, berenti sebentar" pintanya kemudian, Daniel yang walaupun merasa jengah pun menuruti perkataan putrinya, ia berhenti di pinggir jalan dekat supermarket. Mina turun dari mobil, menutup pintu mobil dengan cepat.
Mina berjalan menuju pintu kemudi, mengetuk kacanya beberapa kali. Daniel membuka kaca itu.
"Mina izin ke rumah Sejeong, buat nugas pa. Sekali lagi maafin Mina" Mina berjalan menjauh dari mobil papa nya, tak lama mobil itu melaju cepat. Mina menatap nanar mobil yang meninggalkan nya sendirian, ia lalu mengecek isi tas kecil yang dibawanya.
Ponsel, charger, power bank, dompet, ATM, ikat rambut, parfum, liptint, body lotion, dan juga bedak. Mina pergi ketempat mesin ATM untuk mengecek saldo yang ia miliki. 1.500.000 won atau setara dengan Rp. 17.381.000 saldo yang ia miliki.
Cukup untuk membeli seragam baru, dan beberapa buku kosong. Kini Mina berjalan menuju apartemen megah Lotte apt. Mina menekan bel beberapa kali sebelum akhirnya di bukakan pintu oleh sang pemilik kamar.
"Izinin gue nginep disini, beberapa malem"
***
Kamarnya, memang hanya memiliki satu tempat tidur. Namun tak apa, hanya beberapa malam. Lagi pula, cukup nyaman dan bersih untuk ditinggali, Mina menebak bahwa kamar itu selalu rajin dibersihkan.
"So, apa yang bikin lo mau nginep disini?" suara berat milik pria memasuki gendang telinga nya, yang kini duduk dihadapannya dengan 2 cangkir coklat panas.
Mina menyeruput coklat panas itu perlahan, lalu mengendikkan bahunya. "Gue pun gatau, padahal gue bisa aja nginep ditempat temen temen cewek gue. Tapi gue malah lari kesini, dan milih buat tinggal sama lo" jawab Mina.
"Gue ga akan repotin lo kok, gue janji Jae" ya, Jaemin adalah pria yang didatangi Mina. Karena, mungkin Mina pikir hanya Jaemin yang tinggal sendirian. Mina tak mau repot-repot di suruh pulang oleh orang tua Sejeong atau teman-temannya yang lain jika mendatangi mereka.
"Gue cowok Na, lo ga takut kalo seandainya tiba tiba ada sesuatu yang terjadi sama lo?" tanya Jaemin.
"Emang lo berani?" jawab Mina dingin, Jaemin menggeleng dengan diiringi cengiran manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Unendlieche Liebe [Sudah terbit]
FanfictionPLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!! "Ikuti saja alurnya. Bersatu atau tidak nya kita, biar Tuhan yang menentukan." -Mark lee "Awalnya aku tak percaya ada seseorang dengan senyuman yang menawan. Namun kini aku percaya dan itu nyata. Tuhan mempertemukan ak...