Dibiasakan sebelum membaca vote dulu ya^^
Happy Reading!
Mina tertawa saat Jaemin menunjukkan beberapa foto masa kecilnya, betapa lucunya pria itu saat kecil. Tawanya terhenti saat ia melihat sebuah truk melaju kencang Tak terkendali dari arah depan, jika Jaemin banting stir ke arah kiri maka mereka akan menabrak mobil-mobil yang sedang menunggu lampu merah. Dan jika ke kanan, akan menabrak pembatas jalan.
Mina menggenggam tangan Jaemin, berdoa dalam hati agar diberi keselamatan. "Jae, gue takut" gemetar Mina, keringat mengucur di sekujur tubuh Jaemin. Dan BOOM, Jaemin memutar balik mobilnya, tangannya melepas stir langsung memeluk Mina, melindungi tubuh yang lebih kecil darinya.
Membiarkan mobilnya terlempar hingga rasa sakit disekujur tubuh membuatnya meringis menahan sakit tak sadarkan diri. Mina memejamkan matanya rapat, ia membuka matanya saat tak sengaja tangan kanan nya terangkat dan tergores kaca. Mina melihat darah mengalir, tubuh Jaemin menimpanya.
"Jae, bangun" isak Mina, tapi Jaemin tetap tak bergeming. "Jaemin, Na Jaemin. Sayang, bangun" Mina tetap mencoba membangunkan Jaemin, Mina mendorong tubuh Jaemin mengembalikan Jaemin ke tempat duduknya. Mina melihat wajah Jaemin, tak ada luka, tapi kepala juga punggung Jaemin bersimbah darah.
"Jae, tolong bangun. Kita pulan―" lagi, dengan tak disangka-sangka, sesuatu yang kencang menabrak mobil mereka. Mina terpejam tak sadarkan diri.
Mina membuka matanya, "Tante, Mina sadar" tunggu, seperti suara Mark. Mina mengalihkan pandangannya pada seluruh ruangan, ini rumah sakit. Mina melihat Jihyo, In-Na juga Mark disampingnya, lalu beralih melihat selang infus ditangannya. Mina melepaskan masker oksigen dari wajahnya, air mata lolos begitu saja.
"Mama, Jaemin" isak Mina, Jihyo mencium kening putrinya. Kemudian membuka gorden, Mina menutup mulutnya saat melihat keadaan Jaemin. Jaemin terbaring lemah dengan dibantu ventilator untuk bernafas, ia melihat Yoona tersenyum pedih padanya disamping Jaemin.
"Jaemin" panggil Mina lirih, "Bangun sayang, sekarang udah aman" bibir Mina bergetar, tangannya tanpa sadar meremas tangan Mark. Mark diam, tak peduli seberapa sesak dirinya melihat Mina seperti itu, ia harus tetap terlihat baik-baik saja.
"Mama, Mina mau lebih deket Jaemin lagi" ucapnya memohon, Jihyo mengangguk. Mark mengangkat tubuh Mina, memindahkannya ke kursi roda. Jihyo, In-Na, Yoona dan Mark meninggalkan Mina bersama Jaemin. Memberikan Mina ruang bersama Jaemin.
Mina menggenggam tangan Jaemin, "Jae, tangan lo masih anget, sama kaya kemarin-kemarin" Mina mengecup tangan Jaemin, tersenyum memandang wajah tampan yang memiliki beberapa memar.
"Jae, kalo gue bisa dan Tuhan mengizinkan, gue mau beralih posisi. Gue mau ada di posisi lo sekarang, asalkan lo baik-baik aja. Tolong bangun demi gue, atau setidaknya demi bunda Yoona dan papa Na, Jae" Mina terus menatap Jaemin, air matanya tak henti mengalir.
"Jae, tolong" Mina meremas tangan Jaemin, Mina melihat jam dinding, sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Tepat 6 jam yang lalu ia dan Jaemin mengalami kecelakaan, sebuah mimpi buruk yang sama sekali tak pernah ia bayangkan.
***
Mark memotong apel menjadi beberapa bagian, menaruh nya di piring. Mengetuk-ngetuk jarinya pada pinggiran ranjang Mina. Matanya terus beralih kesana kemari, melihat keadaan Jaemin yang masih belum juga siuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Unendlieche Liebe [Sudah terbit]
FanfictionPLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!! "Ikuti saja alurnya. Bersatu atau tidak nya kita, biar Tuhan yang menentukan." -Mark lee "Awalnya aku tak percaya ada seseorang dengan senyuman yang menawan. Namun kini aku percaya dan itu nyata. Tuhan mempertemukan ak...