Dibiasakan sebelum membaca, vote dulu ya^^
Happy Reading!
Author pov
Tubuh Mark membeku ketika menemukan sebuah figura yang sudah usang berada di gudang rumahnya. Sesekali Mark menutup matanya, seperti mencoba mengingat hal yang ia pikir sudah ia lupakan.
Mark mengerang tertahan, matanya kembali menutup mencoba mengingat sesuatu. Gadis kecil, dengan 3 orang anak laki laki lainnya saling merangkul, bahu membahu.
Di antara ke 3 anak laki laki, satu dari mereka itu adalah dia. Ya, itu diri nya saat masih kecil. Mark sadar saat pertama kali ia melihat wajah seorang gadis dengan wajah mungil, hidung mancung, dengan kulit seputih susu. Gadis itu mirip sekali dengan Mina.
Namun, ia mencoba menyangkal hal itu. Tak mungkin jika benar itu Mina. Mark bahkan baru mengenal nya, baru 6 bulan. Mark berpikir keras, sampai akhirnya merasakan sakit yang luar biasa menyerang kepalanya.
Mark meringis, membuka matanya dan menaruh kembali figura itu ke dalam kardus kecil. Mark menghela nafas, sebenarnya apa yang sudah ia lupakan?. Banyak pertanyaan di benak nya, yang bahkan tak dapat ia katakan satu persatu.
"Tuan" Mark menoleh, saat suara pembantu di rumahnya―Park Hoo Ja memanggil namanya.
"Ada apa ahjumma?"
"Ada tamu, mau ketemu tuan katanya" Mark mengangguk, lalu bergegas pergi untuk menemui tamu yang di maksud oleh Hoo Ja.
Langkah kaki nya melambat, saat melihat seseorang yang ia tak kenal namanya, namun ia tau wajah itu. Pria yang sedang duduk di sofa pun tersenyum dan bangun dari duduk nya saat melihat Mark berjalan ke arah nya.
"Ada apa?" tanya Mark to the point.
"Maaf, tapi apa bisa kita bicara dengan duduk terlebih dahulu?" Mark mengangguk, lalu duduk bersamaan dengan pria itu.
"Jadi?" Mark bertanya untuk yang ke dua kalinya.
"Sebelumnya gue mau ngenalin diri, gue Ong Seongwu" Mark kembali mengangguk.
"Maksud kedatangan gue kesini cuma buat mastiin, kalo lo emang orang yang pernah jadi bagian dari 'kami' dulu" kedua alis Mark menukik tajam, berusaha memproses kata demi kata yang di ucapkan Seongwu.
"Kami?" Seongwu mengendikkan bahunya dengan senyuman yang tak pernah pudar.
"Gue rasa, belum saat nya lo tau. Lets play, teka teki ringan yang bakal bikin lo tau dengan sendiri nya soal arti dari kata 'kami'. Tapi kalau nanti lo tau, gue harap lo tetep jadi seorang anak tunggal dari keluarga Lee yang dulu" Seongwu memberikan secarik kertas pada Mark.
"Ini, kita mulai teka teki nya dari hari ini. Dan ini adalah kata tunjuk pertama buat lo. Soal level, biar gue yang atur. Lo cukup cari arti dari kata tunjuk atau teka teki yang gue kasih. Gue pamit, terimakasih karena sudah diizinkan bertamu, putra tunggal Lee Dongwook" Seongwu menarik sudut bibir kanan nya, dan berlalu meninggalkan Mark.
Meskipun Mark tak mengerti, namun ia akan mencoba untuk mengikuti game yang di mainkan oleh Ong Seongwu. Mark membuka secarik kertas yang diberikan Seongwu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Unendlieche Liebe [Sudah terbit]
FanfictionPLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!! "Ikuti saja alurnya. Bersatu atau tidak nya kita, biar Tuhan yang menentukan." -Mark lee "Awalnya aku tak percaya ada seseorang dengan senyuman yang menawan. Namun kini aku percaya dan itu nyata. Tuhan mempertemukan ak...