1. Dewi Keberuntungan?

6.1K 475 7
                                    

Baru-baru ini nasib Joohyun benar2 sial!
Selain hampir ditabrak mobil saat nyebrang jalan, berjalan di trotoar pun bisa hampir kepleset gara2 sampah yang dibuang sembarangan oleh orang lain. Saat sampai di rumah, dia harus memanggil tukang kunci untuk membuka pintu rumahnya karena lupa bawa kunci pintu. Dan saat membuat kopi di dapur, dia tidak sengaja menumpahkan bubuk kopi di mana2.

Setelah semua ini, dia merasa sedikit bingung dan aneh, kenapa dewi keberuntungan tidak memberkatinya lagi?
Satu2nya hal yang bisa membuatnya bahagia mungkin hanya skripsi yang dia kumpulkan kepada dosen tidak dikembalikan lagi.

Setelah Joohyun membersihkan lantai, dia melihat wadah bubuk kopi yang kosong lalu menghela napas. Dia mengambil dompet dan kunci pintu, kemudian langsung pergi membeli bubuk kopi. Akhir2 ini dia sering minum kopi, sehari saja tidak minum sudah rasanya tidak enak. Kali ini bubuk kopi habis pun tidak membuatnya memutuskan kebiasaan ini.

Ketika berjalan, Joohyun tidak sengaja melihat ke seberang sana ada sosok yang familiar. Tiba2 dia berlari untuk bersembunyi. Sebuah kobaran api yang tidak diketahui namanya berkobar di hati Joohyun.

Dia benar2 tidak tahu siapakah orang itu! Setiap kali orang itu mengintipnya di sekitar sini, Joohyun selalu merasakan tatapan mata yang mengandung perasaan yang tidak dapat dijelaskan, dan situasi ini sudah berlangsung hampir setahun!

Awalnya, Joohyun merasa sedikit gelisah saat merasakan tatapan itu. Dia kira itu adalah orang yang ingin kenalan dengannya, tetapi tidak berani. Namun setelah beberapa hari, orang itu tetap saja menatapnya dari kejauhan, menjaga jarak agar Joohyun tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Melihat orang itu tidak ada maksud untuk menyakitinya, Joohyun pun tidak memedulikannya lagi, dan membiarkan kejadian aneh ini berlangsung sampai sekarang.

Namun, hari ini Joohyun sedang bad mood. Ketika melihat orang yang sembunyi2 seperti itu membuatnya sangat marah, dan kemudian menuduh orang itu sebagai penyebab dia menjadi sial.

Tapi jelas orang itu sudah ada sejak tahun lalu. Kalau dia benar2 adalah pembawa sial, seharusnya Joohyun sudah mulai mengalami kesialan sepanjang tahun yang lalu.

Tanpa banyak berpikir, dia membuang pikiran tadi yang penuh dengan kopi, dan berjalan mendekati orang itu. Namun, orang itu sepertinya tahu apa yang akan dilakukan oleh Joohyun, kemudian mundur dengan perlahan.

Kedua orang itu satunya maju dan satunya mundur. Tidak peduli seberapa cepat Joohyun berjalan ke arahnya, jarak mereka tetap saja jauh, padahal langkah kaki orang itu terlihat begitu pelan.

Dengan tekad ingin melihat sosok asli orang itu, tanpa sadar Joohyun sudah mengikutinya sampai di sebuah bukit yang berada di dekat rumahnya.

Meskipun bukit ini terletak di dekat rumahnya, tapi Joohyun lebih sering bepergian ke kota. Dia memilih tinggal  di sini hanya karena rumah di sini lebih murah dibandingkan rumah2 di perkotaan, jadi bisa dibilang dia bahkan tidak pernah datang ke bukit ini.

Memperhatikan langit yang sudah mulai gelap, tiba2 orang itu sudah hilang dari depan matanya.

"Sialan!" Dia berlari ke depan, tidak ada satu orang pun yang berada di sana. Tetapi, ada sebuah kuil kecil tidak jauh dari sana.

Joohyun yang awalnya ingin pulang berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk sembahyang sebentar di kuil. Dia jarang ada kesempatan untuk datang ke bukit ini. Kebetulan hari ini bisa datang, jadi dia anggap saja pergi meminta agar dewi keberuntungan memberkatinya lagi.

Ketika sudah sampai di sana, dia baru bisa melihat ternyata kuil ini sudah lama tidak terpakai. Jaring laba2 dan debu berada di mana2, bahkan patung2 dewa pun tidak selamat.

Joohyun merasa sedikit sedih melihat keadaan seperti ini. Dia naik ke kursi kecil di samping dan membersihkan debu di atas patung dengan sapu tangan, kemudian melihat tatapan dewa yang terasa bagitu hangat. Dia teringat kembali saat masih kecil, kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan, orang tua angkat mengadopsinya karena dia punya warisan yang banyak. Jadi saat sedih karena kehilangan orang tua dan merasa kesepian, Joohyun hanya tahu dewa2 di kuil akan mendengarkannya, jadi dia paling suka pergi ke kuil di dekat rumahnya.

Joohyun berdiri dan memejamkan mata, kemudian merapatkan tangannya di depan dada untuk berdoa. Tapi apa yang harus dia mohon?
Sejak dewasa dan pindah dari rumah orang tua angkatnya, dia telah menggunakan sisa2 uang dari orang tua angkatnya untuk investasi. Joohyun sekarang bisa dikatakan kaya raya, jadi sepertinya tidak usah memohon untuk menjadi kaya seperti orang lain, ya?
Yang dia sesali hanyalah hubungan keluarga yang telah hilang, tetapi sejauh yang diketahui oleh Joohyun, dia sudah tidak punya kerabat di dunia ini. Kedua orang tuanya juga anak tunggal, kakek neneknya pun sudah meninggal saat dia masih SMP. Keluarga jauh pun dia tidak pernah lihat, dari mana bisa ada hubungan keluarga dengan mereka?

Oleh karena itu, Joohyun hanya meminta sebuah kebahagiaan saja.
Dia tidak menginginkan banyak, tidak peduli kebahagiaan itu seperti apa, yang penting bisa membuatnya tersenyum saja sudah cukup.

Membuka mata, Joohyun melihat ke langit yang sudah gelap, tetapi dia tidak terburu2 untuk pergi, karena dia merasa sangat tenang di sini.
Joohyun duduk di samping patung dewa, dan tidur dengan meletakkan kepalanya di atas meja seperti dulu masih kecil. Dengan perlahan merilekskan tubuh yang sudah lelah, dia memegang kalung yang berada di depan dadanya. Itu adalah barang yang diberikan ibunya, katanya kalung itu adalah kalung kuno turunan keluarga Bae.
Berusaha mencari wajah ibu dalam kenangan masa kecil yang sudah kabur, dia mengingat kebahagiaan manis yang tersembunyi dalam hatinya, perlahan dia pun tertidur.

TBC

Ini pertama kali aku mencoba nulis ff yg bertema seperti ini. Silakan memberi masukan kalau ada yg kurang ya!
Jgn lupa vote ya kawan2

SeulRene | Seribu Tahun (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang