27. Setelah Selesai (END)

2.1K 199 22
                                    

🌕Selamat Chuseok bagi yang merayakannya! Makan yang banyak bersama keluarga ya🥮

Orang yang misterius, wajah yang familiar, kenapa dia sekali lagi mengacaukan detak jantungnya yang sudah stabil?
Semua yang terjadi sekarang membuat Joohyun risau, otaknya terus berputar untuk menemukan penjelasan yang tepat untuk menjelaskan situasi saat ini.

Mungkin dia sudah melihat KTP di dalam dompet! Sebelum membawa pulang orang asing kan harus mengetahui identitasnya dulu! Jadi tidak ada apa-apa! Jangan panik!

Terus meyakinkan diri dalam hati, untuk memastikannya, Joohyun tetap bertanya.
"Kenapa kamu bisa tahu namaku?"
"Karena aku Kang Seulgi," sorotan mata yang sama seperti ribuan tahun yang lalu, tetap tampak begitu teguh.
Kali ini, otak Joohyun benar-benar berhenti berfungsi.

Tawa pelan itu seperti datang dari ribuan tahun yang lalu, begitu familiar!
Lawan bicaranya berjalan ke depan dan memeluk Joohyun, kemudian berbisik di telinganya, "Karena aku adalah Kang Seulgi yang mencintaimu, jadi aku tahu namamu."
Kata-kata seperti itu bagi Joohyun lebih indah daripada lagu apapun di seluruh dunia. Air mata akhirnya jatuh, tapi kali ini Joohyun bisa megatakan dengan pasti bahwa ini adalah air mata kebahagiaan.

"Kamu tidak lupa! Seulgi! Kamu masih ingat!" Memeluknya balik, dengan rakus dia meminta kehangatan yang sudah lama menghilang.
"Sebenarnya akulah yang datang ke sini untuk menemuimu," Seulgi tersenyum, tetapi menerima tatapan bingung Joohyun.
Dia mengelus kepalanya, pelan-pelan menceritakan kejadian setelah mereka berpisah. Katanya dia melindungi Yerim untuk melarikan diri, memastikan Seungwan dan Sooyoung juga sudah selamat, dia memancing para pembunuh pergi ke tebing, dan akhirnya melompat ke bawah tebing.
"Saat itu, hatiku hanya ingin bertemu lagi denganmu, kemudian aku langsung kehilangan kesadaran. Samar-samar aku lihat cahaya di ujung. Dalam perjalanan, aku melihat matahari dan bulan bergantian dengan cepat, ada bunga-bunga bermekaran di musim semi dan panas, ada daun-daun yang gugur di musim dingin dan gugur, seolah-olah aku melewati banyak ruang waktu dalam sekejap. Saat itu otakku sudah kosong, bahkan lupa dengan namaku sendiri, tapi tiba-tiba ada seseorang yang terus memanggilku, membuatku langsung tersadar. Saat membuka mata ingatanku sudah kembali semua. Dan orang yang memanggilku adalah kamu, Joohyun."
Setelah mendengar cerita dari Seulgi, Joohyun juga sempat terheran-heran. Bukannya untuk mebuka pintu ruang waktu harus dengan mantra, kalung, dan bulan purnama? Waktu itu Seulgi datang ke zaman sekarang pada hari yang sama dengan dirinya, jadi sudah pasti hari itu hari bulan purnama. Bagaimana dengan faktor lainnya?

"Menurutku, kalung hanya mewakilkan barang antik saja," setelah mendengarkan kebingungan Joohyun, Seulgi pun menyampaikan pendapatnya. "Gelang yang diberikan tuan mungkin adalah syarat penting, karena satu lagi ada di tangan kamu. Jadi mungkin karena waktu itu aku berpikir ingin bertemu denganmu, aku baru bisa datang ke sini."
"Kalau mantra?"
"Itu aku juga kurang tahu," Seulgi mengangkat bahu, anggap ini adalah teka-teki yang diberikan Tuhan.
"Tapi kenapa kamu bisa tinggal di sini? Kebun sama rumah itu tampaknya bukan sesuatu yang bisa dibuat dalam waktu sebulan. Terus kenapa ada anak kecil yang menanggilmu tuan?" Joohyun megerutkan kening, mengeluarkan semua pertanyaan dalam hatinya.

"Ah! Sebenarnya aku datang ke sini setahun lebih cepat daripada kamu. Waktu aku datang ke sini adalah setahun sebelum kamu pergi ke zaman dulu, jadi aku bisa membuat semua ini! Anak kecil itu adalah anak dari seorang petani yang tinggal di bawah gunung ini. Dia sangat baik dan sudah membantuku, dia juga tidak merasa takut saat pertama kali melihatku memakai pakaian kuno! Dialah yang membawa aku datang dan tinggal di sini. Saat mendengar aku bisa bela diri, dia bilang mau jadi muridku, atau tidak membantu aku mengurus kebun dan yang lain-lain. Bagaimanapun aku harus hidup mandiri karena aku haya sendirian di sini," Seulgi menjelaskan, sedangkan Joohyun langsung menemukan beberapa letak masalah, seolah-olah telah menyambungkan beberapa masalah.
"Seulgi, kamukah orang yang terus mengikutiku sebelum aku pergi ke zaman dulu?" Dia bertanya.
"Uh.... Iya, sebenarnya aku cuma mau melihatmu, kamu juga sepertinya tidak terlalu memperhatikanku, jadi aku hampir setiap hari datang ke sekitar rumahmu. Tepat hari setelah kamu kembali dari zaman dulu, aku kaget sekali lihat kamu tiba-tiba mengejarku."
Tertawa seperti anak kecil, Seulgi menggaruk-garuk kepala, Joohyun yang berada di depannya tidak mampu berkata-kata.

Pantesan pas pertama kali dia melihat orang itu dari jauh, dia seperti memakai pakaian yang tidak cocok dengan zaman sekarang. Dan juga tatapan yang seperti bukan kebencian dan juga bukan kegaguman. Ternyata.... Itu adalah tatapan sayang dan rindu.

Sampai di sini, Joohyun merasa kasihan kepada Seulgi. Orang yang dia rindukan ada di depan mata, tapi karena dia belum kenal dengan dirinya, jadi hanya bisa menatap dari kejauhan.
Joohyun nenatap lurus ke orang yang ada di depan matanya, membuat Seulgi merasa malu.
"Pabo...." Mengelus pipinya dengan pelan, sedangkan balasannya adalah senyuman yang begitu menyedihkan.
"Untukmu, aku bersedia. Lagipula sekarang kita sudah bertemu, bukan?"

Seharusnya yang terjadi selanjutnya adalah adegan dua orang saling menukarkan kata-kata manis, tapi....
"Tapi, Seulgi, kenapa kamu tidak menemuiku pada hari aku kembali ke sini? Kenapa kamu menunggu sampai sekarang?" Tangan yang mengelus dengan lembut berubah menjadi cubitan membuat tangan Seulgi sedikit memerah.
"Ah! Sakit! Joohyun, maafkan aku! Waktu kamu baru balik aku kan tidak tahu kamu masih ingat atau tidak! Jadi aku tidak langsung menemuimu, dan kamu juga jarang berada di rumah!"
"Kalau gitu juga tidak usah nunggu sampai lama begini! Kamu tahu tidak betapa sedih dan kesepiannya aku beberapa hari ini! Aku bahkan tidak bisa tidur nyenyak di tengah malam!" Ketika berbicara sampai kesedihannya, mata Joohyun basah lagi, membuat hati Seulgi terasa sakit. Kenapa anak ini gampang sekali menangis? Hatinya berpikir seperti itu, tapi tidak memikirkan kalau ini semua adalah ulahnya sendiri.

"Terus kenapa tadi kamu berpura-pura tidak mengenalku!"
"Ma-mana ada! Memangnya aku ada bilang aku tidak mengenalmu? Aku cuma berekspresi lebih datar, main-main sama kamu aja."
"Banyak alasan!"
"Ah! Jangan cubit di sini! Sakit! Ampun Joohyun! Maaf!"

Di tengah hutan, ada suara teriakan dan suara marah-marah terdengar dari sebuah rumah. Tapi, ada senyuman merekah di wajah keduanya.

Saat matahari terbenam, ada dua sosok di tengah hutan yang hijau duduk bersebelahan di lereng yang bisa melihat pemandangan matahari terbenam.

"Joohyun, kamu masih ingat tidak sebelum kita berpisah, kita juga pernah melihat pemandangan seperti ini?"
"Ingat."
"Matahari ini telah terbit dan terbenam sejak ribuan tahun yang lalu, menyaksikan kita dari berpisah sampai bertemu kembali, dan menyaksikan tumbuhnya buah cinta kita. Mulai sekarang, di bawah kecemerlangannya, bayangan tidak akan pernah sendirian lagi. Batu yang dulu hanya mencatat sampai hari ke-30, tapi kedepannya kita akan terus melanjutkan ceritanya!"
"Hehe, batu waktu itu semua sudah tertinggal di masa lalu."
"Tidak apa-apa! Karena kamu sudah terukir di dalam hatiku!"

Sungai jernih memantulkan matahari terbenam yang berwarna mereh. Aroma eceng gondok berada di sekitar tubuh, suara bisikan dan tertawa terbawa oleh angin.

"Seulgi."
"Hm?"
"Makasih sudah berada di sisiku."
"Iya."
"Aku cinta kamu."
"Iya."
"Kok responnya- Um!"

Ciuman jatuh di bibir yang tersenyum.
Tangan berpegang erat, tidak peduli berapa banyak musim yang akan berlalu. Kali ini, kebahagiaan akan berlangsung abadi.

END

Tadahhh, ceritanya sudah selesai. Terima kasih untuk readersku yang sudah mau membaca ceritaku yang masih kurang sempurna dan ada bagian gaje hehehe...
Setelah ini saya ingin menulis cerita MiChaeng, kalau kalian ada yang berminat membaca silakan difollow akun blacklemon02 ya, aku rencananya upload cerita di sana hari minggu.
Dan yang pasti aku gak akan lupa menulis cerita Seulrene juga kok.
Dan sekali lagi, terima kasih untuk kalian yang sudah menemaniku selama menulis cerita ini walaupun di tengah-tengah aku pernah hiatus tanpa alasan.
Sampai jumpa lagi di cerita berikutnya~

SeulRene | Seribu Tahun (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang