22. Meninggal

1K 169 10
                                    

"Tuan!" Di dalam hutan, Seulgi dan Yerim sedang membereskan semua pembunuh yang datang sambil mencari Lee Sooman.
Dalam kekacauan tadi, mereka bertiga terpisah menjadi dua arah. Sekarang Seulgi mulai khawatir akan keselamatan Lee Sooman yang lebih tua.

Saat ini, sekitar setengah km dari tempat Seulgi dan Yerim, ada dua orang yang sedang bertarung, yaitu Lee Sooman dan Park Jihyun. Ketika Lee Sooman berpisah dengan mereka tidak lama kemudian dia bertemu dengan Park Jihyun.
Aura pembunuhan tersebar di antara dua orang itu. Berpusat pada mereka berdua, ada dua tenaga dalam yang semakin kuat.
"Lee Sooman, aku harus membalas dendam ini sekarang juga. Selama bertahun-tahun, kamu terus bersembunyi di desa lain seperti kura-kura. Sekarang aku sudah menemukanmu! hahaha!"
"Park Jihyun! Apa kamu masih tidak mengerti? Waktu itu Hyun-ie bisa meninggal semua gara-gara kau!" Lee Sooman berteriak dengan sedih, suaranya yang bergetar menghilangkan karakter yang tenang pada biasanya. Tapi lawan bicaranya menunjukkan ekspresi dingin, tersenyum sinis .
"Hing! Kalau bukan kamu yang mau merebut Hyun-ie denganku, apakah aku masih perlu meracuninya? 20 tahun lebih yang lalu, Hyun-ie yang menggantikanmu meminum racun itu, sekarang giliran kamu pergi ke neraka!" Setelah selesai bicara, Park Jihyun langsung terbang ke arahnya.
Lee Sooman menghela napas panjang, berpikir jika Park Jihyun sudah mengetahui semuanya, kenapa dia masih tidak mau melepaskan dendam ini?

Dengan kaki kiri sebagai tumpuan, kaki kanannya mundur setengah langkah ke belakang, Lee Sooman satu tangan berada di belakang dan tangannya yang satu lagi menerima serangan Park Jihyun, kemudian menggunakan tenaga dari kaki, lengan dan pinggang mendorong ke depan, Park Jihyun langsung jatuh sejauh 5 meter. Tapi lawannya langsung mendarat dengan satu kaki, kemudian mengangkat tumitnya dan menggunakan tenaga ujung kaki untuk melompat kembali ke depannya Lee Sooman.
Bayangan mereka bersilangan seperti pedang, mereka sudah bertarung ratusan putaran dalam beberapa menit, keringat sudah membasahi baju mereka. Pertarungan mereka seperti pertarungan Seulgi dan Seungwan di Beopju-Tang, tapi yang membedakannya adalah mereka bertaruh nyawa dalam pertarungan ini. Mereka berdua sama-sama mengeluarkan tenaga dalam yang mampu mematikan.

Sekali Lee Sooman melambaikan tangan, telapak tangannya menuju dada Park Jihyun. Tiba-tiba teringat dua remaja yang dulunya suka tertawa bersama, dan dengan berani bersumpah akan menguasai langit ini.
Waktu itu Park Jihyun masih bukan orang yang bisa dibandingkan dengan Lee Sooman yang sudah punya ilmu bela diri yang hebat. Kali ini juga, setelah sekitar 10 putaran dia sudah mulai kelelahan.
Lee Sooman melihat Park Jihyun yang memuntahkan darah dan terbaring di atas tanah, rasa sedih melintas di dalam matanya. Sama seperti 20 tahun yang lalu, dia meninggalkan pukulan terakhir yang tidak mematikan. Setelah 20 tahun, Lee Sooman juga tidak membunuh sahabatnya itu. Dia membalikkan badan meninggalkan Park Jihyun yang sudah tidak bisa bergerak.

Siapa sangka tiba-tiba ada rasa sakit yang menyayat hati dari belakang, darah segar keluar dari sudut mulutnya. Lee Sooman berusaha menahan darah yang ingin keluar dari tenggorokan. Melihat ke belakang, orang yang seharusnya terbaring di tanah sekarang memegang pisau di tangannya, dan berdiri di belakang tertawa seperti orang gila. Sedangkan pisau itu sudah menusuk ke dalam badan Lee Sooman dan tembus keluar dari perut.
"Haha! Hyun-ie.... Hyun-ie...." Park Jihyun menarik pisaunya keluar, darah langsung bercucuran dari luka. Mulutnya terus bergumam nama Hyun-ie, Park Jihyun berlari ke dalam hutan sambil mengeluarkan air mata dari sudut matanya dan menghilang.

Dendam setelah 20 tahun lebih berubah menjadi bintik-bintik merah yang berserakan di tanah. Apakah masih bisa kembali lagi ke masa remaja yang tidak dapat terulang lagi?

Merasa dirinya semakin susah bernapas, Lee Sooman tersenyum melihat pohon beringin di sebelah.
"Ingatlah untuk selalu bertanya jika ada kesulitan, hindarilah serangan pisau di belakang pohon beringin."
Ternyata, maksudnya begini....

"Tuan!" Ketika kesadarannya akan hilang, sebuah teriakan membangunkan Lee Sooman yang sudah mau menutup mata.
Putus asa dan patah hati, siapa yang begitu sedih?
Berusaha membuka mata yang terasa berat, dia melihat air mata mengalir dari mata gadis yang selalu kuat.
"Seul.... Gi...." Senyuman bermekaran di wajah Lee Sooman.
"Tuan, saya bawa kamu pergi bertemu Seungwan sama Sooyoung, boleh?"
Bagaimana air mata menetes dari mata gadis, begitulah darah keluar dari mulut laki-laki.

"Tidak.... Tidak, Seulgi," Lee Sooman menggelengkan kepala, sudah tahu bahwa ujung kehidupannya sudah sampai.
"Seulgi-ah.... Dengarkan, Sooyoung.... Sifatnya nakal.... Seungwan sayang dengan dia.... Kadang selalu menurutinya. Kamu harus bantu tuan.... Jagain mereka berdua.... Ingatkan Seungwan.... Harus jaga Sooyoung baik-baik...."
"Sudahlah Tuan, kamulah yang harus jagain mereka! Seungwan lebih kecil sedikit dariku, dia tidak akan mau dengarkan saya. Tuanlah yang seharusnya ada di sisi mereka! Tolong jangan berkata seperti itu lagi!" Seulgi memohon dengan suara yang terisak-isak, tapi dia juga melihat darah segar terus mengalir dari luka Lee Sooman dan sudah menjadi warna yang gelap.

Mata Lee Sooman sudah tidak bisa fokus lagi, tapi dia tetap berusaha melihat Seulgi.
"Joohyun juga.... Kamu harus menjaganya baik-baik, mengerti? Jangan membuatnya sedih...
Jangan membuatnya terluka, kamu harus kuat, jangan.... Jangan melihatnya mati di dalam pelukanmu.... Tapi kamu tidak bisa berbuat apa-apa...." Apakah bulan juga sedang menertawakannya yang dulu begitu lemah? Waktu itu dia melihat langsung Hyun-ie sakit-sakitan di dalam pelukannya sampai mati. Rasa sakit itu tetap terasa meskipun dirinya sudah mau mati.

Napas Lee Sooman semakin lemah. Dia menarik tangan Seulgi, darah keluar dari mulut, sepertinya darah juga sudah menumpuk di paru-parunya, tidak akan bisa diselamatkan lagi.

"Satu hal lagi.... Apa pun jangan pikirkan akibat dulu.... Mau benar atau pun salah, yang penting jangan sampai kamu merasa menyesal...." Mata laki-laki juga berkaca-kaca, kemudian tanda kehidupan terakhir juga sudah hilang dari matanya.

Di atas langit seperti ada sebuah bintang baru yang memancarkan sinar, mengedipkan mata melihat gadia yang menangis di bawah.
Malam, semakin larut.

TBC

SeulRene | Seribu Tahun (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang