Meeting

593 102 32
                                    

[Budayakan Vote Sebelum Membaca]
*****

Pertemuan.
[Namun bukan sebuah awal, begitupun dengan akhir]

 [Namun bukan sebuah awal, begitupun dengan akhir]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading, (^_^)
*****

Multimedia,
Suzy ~ Words I Want To Hear.

Gelap mampu menelan apa saja, namun tidak segalanya. Begitulah yang dirasakan oleh seorang gadis yang tengah terbaring di atas sebuah kursi panjang. Beberapa jam lalu hanya kegelapan yang selalu menemaninya, meski mentari sedang bersinar dengan nyalangnya.

Beberapa lekukan pun turut terpancar dari pahatan wajah manis penuh penderitaan. Walaupun kedua kelopak bingkai netranya telah terbuka sempurna, memperlihatkan bola-bola sehitam obsidian miliknya. Namun, gadis tersebut masih enggan bersuara, apalagi beranjak dari tidur lelahnya. Kedua manik matanya berpendar, menelisik setiap sudut ruangan asing yang hanya berhiaskan sekat kaca dan beberapa kursi panjang yang mirip dengan alas tidurnya saat ini.

Aku dimana?

Dimana teman-temanku?

Apa mereka selamat?

Apa aku sudah mati?

Batinnya mengoceh penuh kebingungan.

Diperhatikannya kedua tangan pucatnya, mencubitnya sesaat sebelum suara meringis kesakitan mengurungkan niatnya untuk melakukan lebih lama lagi. "Aku masih hidup." setengah ragu batinnya menyuarakan keyakinan, setelah menyesapi rasa sakit dari lapisan terluar kulit yang sudah beberapa hari tak terjamah berbagai produk pembersih tubuh.

Lengket. Lupakan perihal baunya, karena yang menjadi pusat atensinya ialah beberapa bercak darah yang begitu kentara ditangkap oleh kornea matanya. Tubuh lelah tersebut hendak beranjak dari tidurnya, namun terhenti kala suara langkah menginterupsi pergerakannya.

"Sohyun-ssi. Syukurlah, akhirnya kau sudah sadar."

Sebuah lengkungan manis terukir di pahatan wajahnya, meski percuma saja karena tidak dapat melunturkan paras dingin yang telah melekat pada sosok lelaki bertubuh tegap tersebut. Pertemuan tak terduga yang sukses membuat gadis Kim itu berkali lipat dihantam kebingungan.

"Dimana aku?"

Ia berupaya memusatkan fokus netranya pada titik kedua kornea mata pemuda tersebut. Tapi percuma saja, karena kebingungan telah berhasil menyita seluruh atensi gadis Kim tersebut. Kedua bola matanya bergulir ke kiri dan ke kanan, sekali lagi mencoba mengumpulkan kesadarannya yang sempat tercecer. Karena, bangun dari tidur di tempat asing bukanlah sebuah perkara yang dapat diterima secara logis oleh pusat otak.

[Tour] TEROR in Jeju [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang