Thinking

661 109 74
                                    

[Budayakan Vote Sebelum Membaca]
*****

Taktik atau kecerobohan?

"Jadi benar dugaanku?" tanya Sehun penuh penekanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi benar dugaanku?" tanya Sehun penuh penekanan.

Rangkaian kata bermakna tanya itu terlontar bersamaan dengan sorot mata tajam nan dingin. Pemuda bermarga Oh itu masih betah bersandar pada dinding sudut kamar dengan kedua tangan bersedekap dada.

Sementara, mereka yang ditanyai masih terpaku pada kedua sudut bibir yang mengatup pada rapatannya. Helaan napas panjang berhambur, diiringi dengan posisi berdiri yang sedikit diubah---menyilangkan kakinya agar terkesan lebih rileks. Walau sebenarnya rasa penasaran yang dibumbui ketakutan kian menggerogoti otak jeniusnya.

"Mereka beneran zombie?" tutur Sehun yang masih mengharap sebuah pembenaran. Sedangkan kedelapan teman seangkatannya itu semakin terperosok dalam ketakutan tak berujung seraya berharap bahwa bukan kabar buruk yang akan mereka dengar.

Suzy yang merupakan kakaknya Sehun sudah hapal betul dengan karakter sang adik. Dingin, namun memiliki insting yang kuat, serta tidak lupa pula rasa dahaga yang bertuan pada penasaran yang jika tidak segera diberi penawar, maka akan terus memburumu.

"Ne. Mereka benaran zombie. Bukan warga Jeju yang berpura-pura dalam aksi demonya," tutur Suzy dengan pandangan jauh menembus pintu kamar yang terbuka---memperlihatkan balkon.

Semburat jingga mewarnai langit di kota Jeju. Sangat kontras sekali dengan tiupan angin beraroma anyir dari tumpahan cairan kental berwarna merah di sepanjang dan tiap-tiap sudut kota. Jeju yang bermandikan darah.

"Oh, Shit! Ini sangat gila!" sarkas Chanyeol sembari mengacak rambutnya frustasi.

Pemuda pecandu games itu tak menyangka akan terjebak dalam situasi serunyam ini. Ayolah! Chanyeol sudah tak asing lagi dengan penampakan mengerikan dan suara aneh yang terlontar dari mulut berlumuran darah tersebut, yang kerap ia basmi dalam setiap misi pada games di ponselnya. Tapi, ini dunia nyata. Nyawamu tak dapat diisi penuh jika sudah habis.

Jungkook, Namjoon dan Jimin saling menoleh satu sama lain, melempar sorot ketakutan sembari bergidik ngeri. Mulut mereka masih mengatup---enggan berkomentar. Berbeda sekali dengan Baekhyun yang tampak sangat terguncang. Bibirnya berkomat-kamit, melantunkan do'a pengusir setan dengan kedua mata terpejam. Sangat mengganggu, membuat Winwin dan Johnny yang tengah sibuk meredakan tangisan Jisoo, ingin sekali rasanya mereka menyumpel mulut berisiknya Baekhyun dengan kaus kaki busuk kepunyaan Jungkook.

"Bagaimana dengan nasib kelompok A dan Tuan Yong Joon? Lalu, mengapa kalian bisa bersama di dalam kamar anda, Tuan Myungsoo?" tanya Sehun dengan tatapan selidik. Ia tahu ada sesuatu yang tidak wajar dalam kemunculan sepasang manusia tersebut.

[Tour] TEROR in Jeju [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang