Don't Leave Me

551 111 63
                                    

[Budayakan vote sebelum membaca. Kamsahamnida]

Happy reading, (^_^)*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading, (^_^)
*****

Suara jangkrik menjadi satu-satunya suara yang terdengar di tempat itu. Tempat yang dipenuhi pepohonan menjulang tinggi seakan menyentuh langit malam. Suasana hutan sangat gelap. Tepat di saat semilir angin menyingkap gumpalan awan yang menutupi rembulan, kedua mata Sohyun terbuka perlahan dengan beberapa kerutan di keningnya.

Rasa sakit yang menggerogoti sekujur tubuh gadis tersebut, membuatnya sekuat tenaga bangkit dari posisi yang sangat menyesakkan. Pasalnya, Sohyun kini berada di antara tubuh Taehyung dan Jimin yang belum sadarkan diri. Lengan Taehyung yang sedari tadi melingkar kuat di pinggangnya kini tak berarti apapun saat Sohyun terus menepuknya dan malah terasa dingin.

"Taehyung-ah, bangun..." lirih Sohyun nyaris tak terdengar.

Sohyun pun beralih mengguncang pelan pundak Jimin. "Jimin-ah, apa kau bisa mendengarku?" tanyanya yang hanya mendapatkan wajah pucat tak berdaya seorang Park Jimin.

"Uhuk!"

Sohyun terlonjak kaget ketika mendengar suara batuk yang berasal dari sudut kiri mobil. Kedua matanya memicing, berusaha melihat dalam kondisi mobil yang minim cahaya. Tapi percuma saja karena jarak pandangnya sangat terbatas. Hingga disaat sosok misterius tersebut bergerak mendekati pintu mobil, atensinya seketika menajam dengan dugaan kuat perihal sosok yang baru saja keluar dari mobil.

Oh Sehun.

Sohyun lantas menyingkirkan lengan Taehyung dan beringsut keluar menuju pintu mobil. Ternyata suasana di luar mobil tidak seburuk yang ia pikirkan. Cahaya rembulan yang menelusuk masuk di antara pepohonan yang rimbun membuat Sohyun bisa melihat dengan jelas dibandingkan saat berada di dalam mobil. Hanya saja jarak pandangnya tidak terlalu jauh lantaran hutan yang sedang berselimut kabut.

Gadis Kim itu lantas mengedarkan pandangannya, mencoba mencari sosok yang diyakininya sebagai Sehun. Tapi, tetap saja sosok itu tak dapat ditemukannya, hingga kedua manik madu Sohyun terfokus pada sesuatu yang bergerak di antara pepohonan. Tanpa berpikir panjang, ia pun bergegas mengayunkan kedua tungkainya masuk ke dalam hutan.

Oh Sehun, ujar batinnya sekali lagi.

Udara dingin malam terlihat lihai mempermainkan pori-pori kulit seputih salju miliknya, hingga berulang kali Sohyun harus mengusap-usap kedua lengannya guna menepis dingin dan gigitan serangga yang mulai tertarik menjamah kulit mulusnya.

Suara burung malam kian terdengar menakutkan, bersautan dengan bunyi gemeresak dedaunan yang bertabrakan dengan angin. Ditambah lagi kabut yang menyelimuti hutan semakin tidak bersahabat.

[Tour] TEROR in Jeju [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang