PAILY| 05

2.5K 149 0
                                    

•••

"Aduh, Prill. Aku mau anter dia dulu ya, soalnya mamah aku yang suruh. Kamu tunggu dulu disini. Nanti aku balik lagi." cercos Melvin yang membuat Prilly menganguk pelan.

"Iya kamu jemput dia aja dulu." sahut Prilly.

Setelah mengucapkan itu, Prilly duduk termengun sendiri di meja kafe. Ia tak mengerti jalan pikir Malvin bagaimana, bisa bisanya dia lebih mementingkan Rena dari padanya.

Headphone yang terpasang sendari tadi menyisakan tangis yang ingin ia keluarkan, sebelum sosk tangis itu keluar, Prilly sudah memutuskan untuk pergi.

Namun saat di perjalanan ia tak mengapa kehlangan kendali untuk berjalan.

Bukan pingsan, dia hanya oleng. Beberapa detik kemudian ada yang menolongnya dengan menahan badan mungilnya itu.

"Mbak, nggak kenapa - napa?." tanya Seorang laki-laki dengan jas kantoran tersebut.

Prilly mendongak sebentar ia menatap sosok lelaki itu dengan tatapan kagum. Muka bersih, alis tebal, bulu mata lentik. Sungguh nikmat mana yang kau dustakan.

"O-h Maaf mas, saya oleng. Makasih." ucap Prilly yang tersadar atas lamunanya tersebut.

Ia bergegas membenarkan diri dengan cara berdiri tegak, cowok tersebut masih berdiri di depanya dengan menatap sebentar.

"Yakin nggak papah? mau di anter pulang?." tanya lelaki itu yang membuat Prilly mengeleng gengsi.

Namun sosok lelaki itu malah menarik tanganya dan membawanya kepada satu tempat yang tak lain parkiran.

Prilly di bawa masuk kedalam mobil yang terlihat sangat mewah.

Ia tertegun, apakaah ini semua takdir? atau hanya kebetulan?.

Prilly kini sudah berada di mobil sosok lelaki itu, mereka berdua hening tak ada pembicaraan satu kata pun.

Prilly merasa risih, tapi akhirnya lelaki itu membuka obrolan percakaapan.

"Nama saya Ali- Ali Alfakri S." ucap nya Prilly menoleh sebentar dan menganguk.

"Kalau saya Prilly Atasya Lauconsina." ucapnya laki laki itu menganguk pelan dan segera bertanya alamat kediaman Prilly.

"Rumah nya dimana?." tanya Ali, Prilly mendongak.

"Komplek mentari."

•••

TBC

Jangan lupa vote and comment.

Prilly, I love you! | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang