One Man Army

02 Kembali

Bab 2

Episode 2: [Bab 2] Kembali (1)

Itu tidak jauh berbeda dari hari biasanya. Tidak ada yang berubah meskipun dia memenangkan Liga Utama.

Dia minum banyak dan tertidur setelah kembali dari wawancara.

Namun, semuanya berubah ketika dia bangun.

Dia tidak bisa berpikir jernih untuk sementara karena situasi, yang tidak masuk akal masuk akal.

Setelah pulih, ia menemukan cermin dan memeriksa dirinya sendiri.

"Tidak, itu tidak masuk akal …"

Ini benar-benar kenyataan dan bukan mimpi baginya, melihat perubahan yang tidak masuk akal sama sekali ketika dia melihat dirinya melalui cermin.

Di cermin, ia melihat bahwa Sang Hyuk muda berusia delapan belas tahun, yang tinggal di panti asuhan, berdiri di depan cermin, bukan direktur veteran yang membuat tim yang terbaik ketika ia berusia 36 tahun.

“Ini tidak masuk akal, tidak peduli ke arah mana aku melihatnya. '

Tentu saja itu tidak tampak seperti mimpi. Segalanya nyata meskipun dia terus melihat-lihat. Tidak ada yang bisa membayangkan bisa mengembalikan semuanya meskipun mereka benar-benar berharap begitu.

Sang Hyuk memiliki pemikiran yang sama. Itu hanya khayalannya saja. Namun, khayalan itu nyata. Tentu saja dia bingung dengan situasinya.

'* Sigh *, harap tenang dan pahami situasi ini'

Setelah dia bangun, dia tidak menerima perubahan situasi selama lima jam. Tapi, dia harus menerimanya.

Karena dia adalah pria yang sangat keren, bernama "Ice Man", dia mulai memahami situasi secara bertahap.

'Yang saya tahu adalah bahwa saya telah memutar balik waktu atau hanya memiliki mimpi yang sangat panjang mengalami masa depan saya.

Tidak ada yang masuk akal, dia hanya bisa menebak situasi seperti itu.

'Jika saya harus memilih salah satu, saya pikir saya mungkin telah berpaling ke masa lalu? Tidak peduli apa itu, poin pentingnya adalah bahwa saya mungkin akan hidup seperti yang telah saya lihat dalam mimpi saya. Jika ya, saya akan memiliki satu kesempatan lagi untuk hidup kembali. '

Benar-benar memalukan, semakin dia memikirkannya, semakin aneh yang dia rasakan.

"Apakah Tuhan memberiku kesempatan untuk hidup lagi hanya karena aku benar-benar menginginkannya?"

Mustahil untuk menjelaskan tentang fenomena supernatural ini dengan pengetahuan umum. Jadi dia memaksa dirinya untuk menerima situasi itu. Dia dengan paksa meyakinkan dirinya sendiri dengan menghadirkan dewa yang biasanya dia sangkal keberadaannya.

"Jika aku tidak bisa menghindarinya, aku mungkin akan mencoba dan menikmatinya. ”

Dia menatap cermin dan menggumamkan moto-nya. Dia telah melihat moto kehidupan ini secara kebetulan ketika dia berada di dasar hidupnya. Pada titik ini, di masa depan, bagaimanapun, ia berpikir sangat berbeda karena ia berusia 18 tahun dengan usia mental 36 tahun.