2

24.7K 3K 225
                                    

Upacara pernikahan antara putra sulung pemimpin pack dan wooyoung akan segera dilaksanakan. Istana sudah mulai bergerak menghias dan menyebarkan undangan kepada warga mereka dan mengundang para pemimpin pack lainnya.

Sang pemimpin pack tengah berkeliling istana dengan didampingi istri kesayangannya. Keduanya melihat proses para pelayan bekerja mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan putra sulungnya.

Sedangkan sang putra, hanya terduduk diam dengan tatapan kosong di kamar nya. Dirinya dilarang meninggalkan istana oleh ayahnya hingga upacara pernikahan dan penobatan dirinya selesai.

••

"Wooyoung, kamu serius sama keputusanmu?"

Wooyoung mengangguk pelan, "hanya ini yang bisa aku lakukan untuk kalian, terutama untuk ayah dan ibu kak."

Kakak lelaki wooyoung, atau seonghwa menatap sendu adik nya. "Maaf kan kakak membuat kamu menanggung semuanya"

Wooyoung mengulas senyum tipisnya. "Aku akan berkunjung sesering mungkin setelah menikah."

Wooyoung berjalan keluar dari kamarnya disusul dengan kakaknya. Hari ini ia akan resmi pindah ke istana, dimana wooyoung akan melakukan pernikahan disana. "Kakak jangan lupa datang ya"

"Wooyoung, kalau ada masalah bilang ke kakak ya?" ujar seonghwa pelan. Ia menggenggam tangan wooyoung erat, seakan enggan melepas adiknya ke istana.

"Tentu, kakak satu satunya keluarga yang aku punya sekarang. Aku pergi dulu ya kak, sampai jumpa"

•••

"San?"

"Choi san?"

"Yang mulia choi san?"

"HEY! CHOI!"

Mingi berteriak karna san sedari tadi tidak merespon panggilannya. Ia menatap sepupunya yang terdiam di pinggiran ranjang dengan sebuah kalung di genggamannya.

Mingi mendekati san, ia menepuk pelan bahu san membuat sulung choi tersadar dari lamunannya. "Mau keluar?" ajak mingi.

"Ayah melarangku keluar dari istana hingga upacara selesai"

"Aku sudah berbicara pada paman, dan ia menyetujuinya. Tapi kita harus pulang dan sampai di istana sebelum matahari terbenam."

San kembali terdiam ditempatnya.

"Terakhir kalinya, bicaralah padanya. Aku sudah mencarikan bunga untukmu"

San mengangkat sudut bibirnya, ia berdiri meletakan kalung itu kesebuah kotak berwarna hitam dan menaruhnya dilemari.

San dan mingi berjalan bersama keluar dari istana, lalu keduanya berubah menjadi serigala besar dengan berwarna abu abu dan putih. Keduanya berlari masuk kedalam hutan.

Hingga mereka sampai di suatu tempat yang sering san datangi. San merubah wujudnya kembali  menjadi manusia biasa. Ia mengambil bunga dari mingi dan membawanya mendekati pohon yang selalu ia istimewakan.

San meletakan bunga indah itu dibawah pohon. Ia terduduk disana dan tersenyum tipis.

"Maafkan aku telah mengingkari janji yang kita buat" lirihnya.

Mingi hanya memperhatikan sepupunya dari jauh. Ia bisa merasakan betapa hancurnya san beberapa tahun lalu hingga saat ini. Sepupunya itu selalu menganggap dirinya yang bersalah, hingga terlarut jauh seperti ini.

•••

Keduanya kembali ke istana benar benar sebelum matahari terbenam. Mingi dengan wajah tegasnya masuk mendampingi san yang nampak lesu.

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang