12

20K 2.5K 217
                                    

"san?"

sang alpha menoleh, bibirnya terangkat ketika melihat siapa yang menyapanya.

"paman.."

san mendekati pria tua yang memasuki ruangannya. sudah lama sekali ia tidak bertemu dengannya. san sudah menganggap pria ini sebagai pamannya sendiri.

"san, sudah lama sekali tidak bertemu. kau semakin tampan saja." ucap orang yang dipanggil paman.

"paman jarang sekali ke istana, apa paman hidup dengan baik?" tanyanya.

pria tua itu mengangguk, "tentu. aku dan istriku mulai menata kehidupan kami lebih baik lagi."

san terenyuh, ditatapnya wajah tua dihadapannya. rasa bersalah itu kembali muncul dipermukaan. tangannya ia bawa untuk menggenggam sang paman.

"paman bisa saja tinggal disini selama apapun paman mau." ungkapnya.

pamannya mengulas senyum tipis lalu menggeleng, "paman sudah tua san. paman mau menikmati masa tua bersama istri."

senyuman tipis san terulas, "paman, maaf…"

sang paman mengusak pelan surai hitam milik san, "sudahlah, semua sudah berlalu, san. tidak ada yang perlu di sesali lagi. dia sudah bahagia disana."

san hanya menunduk terdiam. terasa sakit ketika sang paman mengucapkan kata-kata itu.

"san, aku dengar kau telah menjadi alpha dan menikah." ujar sang paman.

wajah san terangkat, lalu mengangguk kecil.

"apa semua berjalan baik?"

lagi-lagi san mengangguk, "semua berjalan baik paman."

"ah tentu saja, san adalah anak dari choi minho alpha terkuat dan pasti kau menurunkan kemampuan ayahmu."

san terkekeh, "terlalu berlebihan paman."

sang paman menatap lembut wajah san, "kau sudah sebesar ini san, bahkan sudah mewariskan tahta ayahmu. kau juga sudah menikah. kau tampak gagah dan berwibawa. berapa lama waktu yang kulewatkan hingga tidak sadar?"

sang paman terkekeh kecil. "andaikan yuna masih ada, pasti dia sudah sebesar dirimu. dia pasti akan tumbuh menjadi gadis yang cantik." ujar sang paman pelan.

"paman, sampai kapanpun yuna akan bersama kita. apa paman mau mengunjungi yuna?"

sang paman tampak berpikir sebentar, lalu mengangguk.

san tersenyum, "aku akan meminta mingi mempersiapkannya."


tok tok


suara ketoka pintu membuat san dan pamannya menoleh. dan tak lama pintu itu berdecit terbuka menampakan wooyoung yang berada di ambang pintu dengan nampan kayu berada di tangannya.

wooyoung memasuki ruangan itu, sedikit terkejut karna san memiliki tamu dan dia tidak mengetahui siapa tamu itu.

san dan sang paman berdiri, lalu wooyoung mendekat kearah mereka.

"wooyoung, ini paman choi. dia adalah beta ayah dulu." ujar san memperkenalkan sang ayah.

wooyoung tersenyum, "wooyoung, paman."

"apa dia istrimu?" tanya sang paman.

san mengangguk singkat.

"dia manis choi. dia tipe ibumu sekali." ujar sang paman.

"paman, maaf aku tidak mengetahui kedatanganmu. aku akan membuatkan minum lagi untukmu." ujar wooyung.

sang paman menggeleng, "tidak perlu, wooyounh. paman hanya berkunjung sebentar kesini. san, apa orang tuamu diistana?"

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang