19

20.8K 2.4K 169
                                    

terhitung sudah tiga hari lamanya wooyoung tertidur. dan san sudah terjaga selama itu. ia tak ingin ketika wooyoung sadar bukan dirinya yang berada disamping sang omega. san selalu ada di sampingnya sang alpha dengan setia menemani sang omega. san tak pernah beranjak dari kamarnya jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

sorot mata sang alpha lebih redup ketimbang biasanya. perasaan begitu cemas belum sirna apabila wooyoung belum membuka matanya.

"ini sudah hari ketiga, mengapa kau belum bangun hmm? begitu nyenyak tidurmu wooyoung?" san berujar lirih. pandangannya tak lepas pada sang omega yang terbaring diranjang.

san menggenggam sebelah tangan wooyoung, ia letakan di pipinya dan sesekali mengecup punggung tangan wooyoung.


tok tok tok


suara ketukan pintu membuyarkan atensi san. ia menoleh kebelakang, melihat ada mingi, seonghwa dan hongjoong memasuki kamarnya dengan seonghwa yang berjalan dengan bantuan hongjoong.

san berdiri dari duduknya, mempersilahkan sang kakak ipar duduk disamping wooyoung.

"apa adikku terluka parah?" tanya sang kakak.

sang hanya mengangguk kecil. "dia tertidur pulas sekali."

"wooyoung adalah anak yang kuat, dia pasti bisa melawan ini semua dan kembali bersama kita."

san berjalan mendekati mingi dan hongjoong yang masih berdiri di dekat pintu.

"apa semua sudah selesai?" tanyanya.

"semua sudah selesai, penduduk yang terluka juga berangsur pulih. mereka mulai beraktivitas seperti biasa." jelas mingi.

"apa kau baik baik saja san?" tanya hongjoong. temannya itu melihat wajah sang alpha begitu pucat, tak ada raut tegas yang biasa ia tampilkan.

"entahlah, aku merasa lemah." jawabnya.

memang benar. san merasa tubuhnya akhir akhir ini sedikit lemah, entah karna kelelahan atau apapun itu ia hanya merasa kurang sehat.

"apa perlu aku panggilkan tabib?" tanya mingi dengan cemas. ia tak pernah melihat san selemah ini.

sebelum san menjawab, hongjoong terlebih dulu menyela.

"dia lemah karna omeganya juga sedang lemah. bukan kah kehidupan sang alpha terpengaruh dari pasangannya?"

san dan mingi menatap bingung hongjoong. "benar kah?"

hongjoong mengangguk, "begitu juga dengan alpha yang terluka, omega akan ikut merasakan lukanya. kalian benar benar jatuh cinta, perasaan kalian terlah terikat walaupun kau belum menandai wooyoung sebagai matemu."

hongjoong membawa tangannya ke bahu sang alpha, lalu menepuk nepuk bahu lebar itu pelan.

"wooyoung adalah kelemahanmu, begitu ia tersadar jangan sampai kau menyakitinya lagi. itu sama saja kau menyakiti dirimu sendiri."

"aku akan membunuh diriku sendiri jika aku mengulang kembali kesalahan bodoh ini."

di sisi lain seonghwa menggenggam tangan adiknya yang terasa dingin. adik kesayangannya ini tengah berjuang sendiri melawan krisisnya dan ia tak bisa membantu apa apa selain berdoa kepada pencipta mereka.

seonghwa menolehkan pandangannya kearah genggaman tangannya ketika merasa ada pergerakan kecil dari jari jari wooyoung.

"wooyoung..?"

ketiga pria dibelakang seonghwa tergelak dan beranjak mendekati ranjang ketika seonghwa menyebut nama wooyoung.

"ada apa? panggilkan tabib-"

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang