22

19.8K 2.3K 206
                                    

san menatap jengah wooyoung yang mengabaikannya dari tadi. omeganya itu hanya berfokus dengan buku tua yang berada di tangannya.

"wooyoung.." panggilnya. namun wooyoung hanya menjawab dengan dehaman pelan saja.

"jangan mengabaikanku,"

"aku tak mengabaikanmu, choi san." ujar wooyoung, namun matanya masih setia memandang buku bersampul coklat tua itu.

"wooyoung..."

"wooyoung-iie.."

"jung- ehm choi wooyoung.."

wooyoung mendesah pelan. ia letakan bukunya diatas paha lalu menatap san yang uring uringan di kursi yang berhadapan dengannya.

"apa? kau membutuhkan sesuatu?" tanya wooyoung.

sulung choi malah menggeleng, tanda tak membutuhkan apapun selain perhatian dari sang omega.

"aku tak suka diabaikan, wooyoung."

wooyoung memutar matanya malas. ia menurut, tangannya meraih buku tua itu lalu menutup nya dan meletakan kembali di meja samping nya.

"kemari.." panggil san, tangannya menepuk nepuk paha miliknya.

omega manis itu berdiri dari duduknya. ia bawa langkah kaki nya mendekati sang alpha, lalu mendudukan dirinya diatas paha kokoh milik san.

san mengambil tangan wooyoung untuk dilingkarkan ke perpotongan lehernya. lalu ia sendiri melingkarkan tangannya di pinggang sempit milik wooyoung.

"rasanya aku ingin memelukmu terus." ujar san.

wooyoung terkekeh, ia bawa tangannya kepucuk kepala sang alpha menyisiri rambut lebatnya.

"kau bisa memelukku setiap saat, san. tak akan ada yang melarangmu."

san memajukan wajahnya hingga kedua ujung hidung mereka bertemu. ia usakan pelan hidungnya membuat wooyoung sedikit geli dan tertawa.

"kalau aku bilang aku ingin memakanmu, apa kau memperbolehkanku setiap saat?"

wooyoung menarik kepalanya sedikit mundur, tatapan nyalang nya ia berikan kepada sosok didepannya ini yang malah tersenyum cengir.

"aku bercanda, sayang."

tangan san yang semula berada dipinggang wooyoung beranjak naik. ia tak tahan untuk mencubit pipi wooyoung yang sekarang lebih gembil dan tak hanya pipi semua bagian dari wooyoung sekarang lebih berisi.

"apa aku terlihat gendut??" tanya nya pada san.

san tersenyum, lalu menggeleng kecil.

"tapi aku merasa gendut. sepertinya aku harus mengurangi pola makanku.

"tidak. biarkan saja seperti ini. kau jauh lebih menggemaskan ketika berisi." ujar san memperingati wooyoung.

"jangan coba coba berpikir untuk menurunkan berat badanmu, aku tak akan segan menghukum omega nakal." lanjut nya.

"tapi san-"

"percaya padaku, aku tak ingin kau sakit karna terlalu banyak menurunkan beratmu. lagi pun, pipi besar ini jadi lebih empuk dan aku suka." san mencubit kedua pipi wooyoung pelan.

"wooyoung.."

"hmm.."

"seperti ini selama nya ya? bersama ku hingga nanti."

wajah wooyoung yang merah mengangguk kecil. senyum tipisnya tercetak dibibir plum milik sang omega.

baru saja san hendak mencium wooyoung namun teriakan mingi menggagalkan rencananya.

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang