special part

19.6K 1.7K 58
                                    

"aku sudah sudah memperingatkanmu jangan terlalu sering mengajak hyun kedalam hutan. dia masih anak umur tujuh tahun. hyun belum selincah yang lainnya. kau malah membiarkan hyun sendiri dan terjatuh kedalam jurang! sebenarnya apa yang kau pikirkan choi san?!"

wooyoung menatap nyalang sang alpha didepannya yang tertunduk merasa bersalah dengan kejadian hari ini. sungguh ini diluar ekspetasi sang alpha membawa anaknya kedalam hutan.

"kau selalu beralasan agar hyun tumbuh menjadi sepertimu yang kuat. aku tak masalah, tapi tolong tau batasan. hyun masih kecil, dia belum bisa menerima semua apa yang kau ajarkan. kau sebagai ayah harusnya tau itu!"

wooyoung melengus pergi setelah mengeluarkan semua kekesalan pada ayah dari anaknya.

bayangkan, orang tua mana yang tak khawatir ketika anaknya pulang dengan keadaan terluka? terlebih anaknya masih berumur tuju tahun, masih kecil. wooyoung jelas panik. dan semua itu karna kecerobohan sulung choi.

siang tadi san bersama hyun masuk kedalam hutan, seperti biasa. entah kenapa san malah membiarkan anaknya sendiri ditengah hutan, sedangkan dia pergi mencari buruan lain disekitar situ. tapi hyun malah berjalan entah kemana hingga anak berumur enam tahun itu jatuh kedalam jurang yang -untungnya- tak begitu dalam. namun tetap saja hyun terluka dibeberapa bagian tubuhnya. san berlari cepat membawa hyun pulang dan setelah itu wooyoung memarahinya.

san memperhatikan punggung wooyoung yang mulai menjauh. alpha itu menghela nafas beratnya. perasaannya sungguh kacau. semua salahnya, harusnya ia tak bertindak ceroboh tadi. tapi semua sudah terlanjur, hyun terlanjur terluka dan wooyoung terlanjur marah padanya. dan baru kali ini ia melihat wooyoung semarah ini.

san melangkahkan kakinya menjauh dari kamar anaknya. langkah kakinya terasa lunglai karena hal ini. raut wajahnya juga berubah lebih sendu dan tersorot menyesal. hari ini ia gagal menjadi sosok ayah yang hebat.

•••

wooyoung membawa semangkuk bubur untuk sang anak. omega manis itu mendudukan dirinya dipinggiran ranjang putranya. mangkuk bubur itu ia letakan dimeja. tangannya terulur mengusap lembut surai hitam hyun. tatapannya begitu khawatir.

"hyun, ibu bawakan bubur. makan sedikit dulu ya?" ujarnya pelan.

hyun membuka matanya mencoba menatap sang ibu. putra sulung penerus san itu mencoba bangun. ia meringis karna sakit dibeberapa tubuhnya. wooyoung yang melihat itu sungguh tak tega.

"sakit? mau ibu panggilkan tabib?" tanya wooyoung dan hyun menggeleng kecil.

"ayah?" hyun menatap wooyoung bertanya keberadaan sang ayah, karna ibunya terlihat sendiri datang ke kamarnya.

wooyoung senyum tipis, "ayahmu nanti kesini. sekarang hyun makan dulu."

sang putra mengangguk. ia membuka mulutnya menerima suapan dari sang ibu. hari itu wooyoung menghabiskan waktunya bersama hyun saja. tak peduli dengan atensi san walaupun mereka berada dalam satu ruangan yang sama.

•••

sang alpha memasuki kamarnya. ia melihat ada wooyoung yang sudah berbaring diatas ranjang. kakinya melangkah mendekati sang omega. entah kenapa ia takut berhadapan dengan wooyoung sekarang.

san naik keatas ranjang perlahan, takut mengusik wooyoung. omega manis itu tidur memunggunginya. helaan nafasnya begitu dalam. wooyoung benar benar marah padanya. tangannya bergerak hendak menyentuh wooyoung, namun terhenti ketika wooyoung menaikan selimut hingga menutupi hingga bahunya.

"maafkan aku.." gumamnya dibelakang wooyoung lalu mengambil posisi berbaring disamping sang omega.

•••

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang