16

20K 2.5K 92
                                    

san melangkah gontai memasuki kamarnya. ia tersenyum kecut ketika kamar ini terasa kosong dan dingin dari biasanya. beberapa hari lalu masih ad wooyoung yang menunggunya didalam dengan senyum manisnya, dan sekarang tak ada siapapun disana.

san berbaring diranjang yang tiba tiba sangat luas untuknya seorang diri. san menutup matanya, ingin mengistirahatkan tubuh serta pikirannya. namun keadaan seakan tidak berpihak kepadanya, tubuhnya sangat lelah tapi ia tidak bisa tertidur malam ini.

san bangkit dari tidurnya, memilih untuk berdiri di jendela menatap bulan sabit diatas sana.

••

"wooyoung, kenapa belum tidur?"

sang adik terlonjak kaget karna suara kakaknya yang menginterupsi dengan tiba tiba.

"entah, hanya tidak bisa tidur" ujar nya.

sang kakak mengulas senyum tipisnya, tangannya ia bawa mengelus surai hitam sang adik.

"mau kakak buatkan sesuatu yang hangat?"

wooyoung menggeleng singkat. ia tidak ingin apa apa sekarang, bahkan sekedar memasukan energi dalam tubuhnya ia enggan melakukannya.

"wooyoung, tubuhmu perlu istirahat. tidak cuma tubuhmu, kamu harus mengistirahatkan pikiranmu."

wooyoung tersenyum tipis, ia menatap sang kakak yang menatapnya khawatir.

"aku baik baik aja kak, kakak istirahat saja duluan. aku akan menyusul."

sang kakak tentu tidak langsung percaya dengan kata baik baik saja yang terlontar dari bibir sang adik. nyatanya ia bisa melihat sorot mata sang adik yang tampak lebih redup daripada biasanya, menandakan bahwa adiknya dalam keadaan yang kurang baik.

tapi seonghwa lebih memilih mengangguk, tidak ingin membuat sang adik merasa lebih tertekan.

"kalau butuh sesuatu, kakak ada di kamar." ujar seonghwa kemudian meninggalkan wooyoung sendirian di kamarnya.

wooyoung kembali termenung, dirinya memang sedang tidak baik baik saja. perasaannya sekarang tak menentu, semua hal berkecamuk di dalam pikirannya.

semenjak ia meninggalkan istana dua hari lalu, perasaannya tidak begitu tenang. dirinya merasa tidak enak meninggalkan istana begitu saja. ia merasa tidak sopan ketika menghiraukan ibu san untuk tetap tinggal di istana, demi keegoisan dirinya sendiri.

namun ia rasa untuk tinggal disini sementara lebih baik daripada bersama seseorang disana yang mengobrak-abrik perasaannya. wooyoung hanya ingin menenangkan dirinya sebentar.

wooyoung menatap ke arah luar jendela, ia seperti mendengar suara dibalik semak semak yang cukup jauh dari rumahnya. wooyoung seakan melihat cahaya mata berwarna merah dari sana, namun ia tidak begitu yakin apa dibaliknya.

wooyoung tidak memperdulikan hal itu, ia lebih memilih untuk kembali ke ranjangnya dan mencoba tidur walaupun ia sama sekali tidak ada rasa ingin tidur.

••

"san.."

"choi san.."

mingi memutar matanya malas, berkali kali ia memanggil sepupunya ini namun san hanya diam dengan tatapan kosong di matanya.

"YAK CHOI SAN!!"

san tentu terkejut dengan teriakan mingi, matanya menatap tajam sepupunya yang berdiri dengan senyuman lebar di wajahnya.

"apa?! ada apa? tidak perlu berteriak aku tidak tuli!"

"tidak tuli apanya." cibir mingi.

"aku mendengar dari schout, rogue kembali melanggar wilayah perbatasan."

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang