24 [ epilog ]

21.5K 2K 528
                                    

Kehidupan choi san sekarang benar benar sempurna. Ia hidup sebagai alpha yang sangat dihormati pack nya. Jangan lupakan ia juga hidup sebagai seorang suami juga ayah dari bayi laki-laki berumur lima bulan.

San memandang sosok kecil yang terbaring diranjang. Bayi berumur belum genap setahun itu memiliki pipi yang gembil seperti sang ibu. Wajahnya adalah perpaduan sempurna antara wooyoung dan san, sangat tampan juga ada manisnya tak ketinggalan.

Bayi kecil itu memandang dengan tatapan polos ke sang ayah. Kaki kaki mungilnya menendang nendang kearah udara. Bibirnya mengerucut membuat gelembung gelembung dari liurnya sendiri. Kedua tangannya bergerak ke atas seakan meminta sang ayah untuk menggendongnya. Namun san terlalu bodoh untuk mengerti dari gestur yang diberikan sang anak, sehingga ia hanya menatapnya terus.

Choi san kecil, atau yang ia beri nama choi daehyun ini sangat suka sekali berada dalam pelukan hangat ayah atau ibunya. Makanya ia suka ketika di gendong. Namun ayahnya ini sedikit kurang peka atau bahkan tidak peka sama sekali dengan kemauan sang anak.

Berbeda dengan wooyoung yang nampaknya sangat terbiasa dengan tingkah anak mereka. Mungkin dirinya terlalu sibuk mengurusi packnya sehingga ia jarang bermain dengan sang anak walaupun mereka tinggal satu atap yang sama.

Bayi itu tidak lagi menggerakan tangannya keatas. Ia terlalu lelah karna sang ayah tidak kunjung menggendongnya dan lebih memilih memasukan jari jari mungil itu kedalam mulutnya.

Choi san dengan sigap menarik pelan tangan sang anak. Wooyoung pernah berpesan kepadanya jangan sampai dae hyun memasukan sesuatu kedalam mulutnya apapun termasuk tangannya. Dan dari pada ia terkena omelan dari wooyoung yang menurutnya lebih menyeramkan daripada apapun di dunia ini ia lebih baik menarik tangan si kecil, menggantikannya dengan jari telunjuknya yang sangat besar ditangan mungil sang anak.

Dulu ketika wooyoung mengandung, tak ada yang salah dengan mate nya. Hanya saja wooyoung lebih sensitif daripada biasanya dan tak jarang ia terkena omelan panjang kali lebar dari wooyoung bahkan untuk hal hal kecil. Dan saat itu san hanya tersenyum penuh kesabaran, selain itu ketika wooyoung mengomel menurutnya wooyoung menjadi lebih menggemaskan di matanya.

"San.."

Sang alpha menoleh, ia tersenyum ketika wooyoung memasuki kamar dengan mangkuk kecil berisi bubur untuk daehyun.

"Apa kau tidak sibuk?" tanya wooyoung. Sang omega melangkah mendekati ranjang.

"Tidak, aku ingin bersama kalian hari ini." jawabnya.

Wooyoung mengangguk mengerti. "Kalau begitu, tolong gendong hyun, aku akan menyuapinya."

"Apa hyun sudah bisa memakan sesuatu? Giginya saja belum ada yang muncul." san bergerak mendekati sang anak. Ia selipkan tangannya dibelakang lengan dan dengan perlahan mengangkat Hyun.

"Terkadang aku memberikan bubur lembut, tapi tidak setiap hari. Hyun juga kuberikan buah buahan yang sudah dilembutkan. Tenang saja, semua ini aku belajar dari ibu." jelas wooyoung.

Hyun tersenyum lebar ketika sang ayah mengangkatnya. Tangannya bergerak dengan aktif ketika melihat sang ibu tersenyum padanya.

"Apa Hyun menunggu lama? Kesayangan ibu sudah lapar ya?" tanya wooyoung kepada sang anak. Dan Hyun menjawabnya dengan gumaman tak jelas juga senyuman ketika ibu menarik kecil ujung hidungnya gemas.

Hati san menghangat seketika ketika melihat pemandangan ini. Interaksi kecil wooyoung dan hyun sungguh membuatnya gemas bukan main.

"Aku tau Hyun anak yang aktif, tapi aku tidak menyangka bahwa dia seaktif ini." ujar san. Semenjak Hyun berada dalam gendongannya, anak itu terlalu banyak bergerak. Sedikit saja ia lengah, bisa saja Hyun terjatuh dan menangis dengan keras

alpha, woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang