part 4

280 15 4
                                    

Vote and coment. Santet nih!

#🌼

Rizal melepas penat, duduk di sofa ruang tamu sambil melonggarkan dasi. Ia mengkatupkan kepalanya ke-kanan dan ke-kiri.
Seperti biasa Zahra datang dengan secangkir teh hijau di tangannya, ia meletakkan cangkir di meja sembari duduk dan memijat pelan bahu Rizal.

"Bagaimana pekerjaan kantor hari ini, Mas?"

"Alhamdulillah oke-oke saja," ucapnya sembari menyeruput teh yang masih panas.

Zahra manggut-manggut mengerti. Rizal menghela napas pelan, seolah ada sesuatu yang ia pikirkan.

"Kenapa, Mas?" tanya Zahra lembut.

"Tadi Doni menceritakan tentang rumah tangganya padaku--"

"Doni yang minggu lalu baru menikah itu?" sergahnya penasaran. Rizal mengangguk meng-iyakan.
Sepertinya kali ini Doni-lah yang menjadi topik hangat pembicaraan.

"Memang kenapa?" lanjutnya.

"Dia memutuskan untuk bercerai, kare--" ucapnya terputus lagi, dipotong oleh Zahra yang penasarannya sudah mendunia.

"Astagfirullah, memangnya ada masalah apa?"

"Biarkan dulu aku bicara," ucapnya jengah, Zahra terkekeh lantas menganggukkan kepala. "Karena masa lalu kelam istrinya dulu bersama mantannya. Biasalah, namanya juga berpacaran."

Zahra mengangguk-angguk mengerti, namun seperdetik kemudian ia tercengang seolah menyadarkan akan sesuatu.

Rizal yang melihatnya pun seketika terdiam. "Ada apa, Ra?"

Zahra menggeleng menanggapi. Sedang Rizal hanya ber-O dan kembali menyeruput tehnya lagi.

"Mas," panggil Zahra.

"Hmm...."

"Bagaimana jika hal itu terjadi pada dirimu, Mas?"

Rizal melongo, lalu terbahak keras. "Kau ini ada-ada saja," balasnya beranjak pergi, "sudahlah, aku mau istirahat dulu."

Zahra hanya diam sambil memandangi punggung suaminya yang menjauh. Nyalinya menciut. Apa yang akan terjadi nanti dalam rumah tangga mereka?

"Ya Allah...," seru Zahra pasrah. Ia menunduk memikul beban yang sangat berat.

Puk!

Zahra terperanjat kaget setelah tangan kekar berhasil menepuk pundaknya. "Astagfirullah... Mas, kamu mengagetkanku saja."

Rizal terkekeh, lalu seketika rautnya berubah serius, "Kuharap, kau tidak seperti dia," bisiknya dan berlalu kembali.

Deg!

Air mata Zahra menggenang setelah mendengar perkataan Rizal. Bagaimana ini? Bagaimana dengan nasib rumah tangganya nanti? Masih bisakah dipertahankan atau tidak?

:


Zahra masih memikirkan perkataan Rizal tadi malam, hingga tanpa ia sadari masakan yang ia masak menjadi gosong menghitam. Zahra terdiam sejenak memandangi ikan yang menempel kuat pada wajan karena kerak gosong yang ia sebabkan, ia tak tahu harus marah atau apa.

Suaminya yang semula memainkan ponsel di meja makan menoleh pada istrinya yang ber-ekspresikan datar, kemudian Rizal menghampirinya seraya memeluk Zahra dari belakang, tak lupa juga dagu yang menempel pada bahu sang istri.

Takdir Cinta [BAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang