RIAN 🍦Kok Tega

2.4K 156 0
                                    

Sekarang semuanya sudah berkumpul di parkiran, rencananya mereka akan berenang. Awalnya mereka akan pergi ke air terjun, namun banyak orang menolak dan memilih untuk pergi berenang.

Mereka semua akan konvoi menggunakan motor yang mereka bawa masing-masing. Semua sudah siap di atas motor dengan pasangan boncengannya. Lain halnya dengan Caca, Caca masih celingak-celinguk mencari orang yang belum punya boncengan.

Verdi yang melihat Caca masih belum siap, menghampiri Caca dengan motornya.

"Ca, sama siapa?"

"Em ... Gak tau, Kak."

Verdi mengerutkan kedua alisnya dan menunjukan ekpresi bingung. "Kok gak tau?"

"Soalnya kan aku---"

"Sama gue aja. Mau gak?" tawar Verdi.

Caca terlihat bingung. Di dalam pikirannya tengah berdebat, Caca harus ikut Verdi apa tidak? Caca menghela nafasnya pelan.

"Yaudah aku ikut Kak Verdi aja."

Verdi tersenyum ramah ke Caca.

Caca melangkahkan kakinya, berniat menghampiri Verdi. Belum satu langkah Caca maju, tangannya dicekal seseorang dari belakang. Caca menengok dan mendapati Rian sedang mencegahnya untuk melangkah.

"Lo sama gue," ujar Rian yang tiba-tiba datang.

"Ta-tapi. Tapi aku mau sama Kak Ver---"

Belum selesai dengan ucapannya, Rian menarik tangan Caca sedikit kasar untuk berjalan ke arah motornya. Caca berjalan sedikit kikuk.

"KAK VERDI MAAF AKU SAMA KAK RIAN." teriak Caca sambil terus berusaha menyamakan langkahnya dengan Rian.

🍦🍦🍦

"Kak Rian lepasin!" Namun Rian tak mengubrisnya. Rian melanjutkan berjalan menuju motornya yang hanya tinggal beberapa langkah lagi.

Tepat di depan motornya, Rian menghentikan langkahnya. Namun tangannya masih mencekal tangan Caca.

Caca merasa tangannya sakit akibat tarikan Rian yang menurut Caca cukup kasar.

"Kak Rian lepasin!" Rian masih tak mengubris, ia mengeluarkan kunci motor dari saku celananya dengan tangan satunya lagi.

"Kak Rian lepas!!!" Caca melepaskan genggaman Rian dengan paksa.

Tangan Caca merah tepat di bagian Rian mencekal tangannya. Caca menatap tangannya dan mengelusnya. Rian yang melihat tangan Caca merah, merasa bersalah. Lagi dan lagi, entah mengapa perasaan seperti itu selalu muncul ketika ia di hadapan Caca.

Rian mengambil alih tangan Caca yang merah. Rian mengelus tangan Caca. Caca hanya bisa menatap Rian.

'Kenapa? Kenapa Kak Rian manis gini sama Caca?' gumam Caca dalam hati

"Maaf ...," hanya kata itu yang terlontar dari bibir Rian.

Kata yang baru pertama kali Rian ucapkan setelah sekian lama. Entah mengapa Rian bisa berkata seperti itu. Mulut dan perasaannya seperti bekerja sama untuk mengatakan hal itu.

Caca tak menjawab, Caca terus menatap tangannya yang memerah.

"Sakit?" tanya Rian yang masih setia mengelus tangan Caca.

Caca mengangguk, memang benar ini lumayan sakit, buktinya tanganya sampai memerah.

Cuppp...

Caca membelalakan matanya. Caca tak menyangka Rian bisa mengecup punggung tangannya. Caca menatap Rian heran

"Biar gak sakit," ucap Rian santai.

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang