RIAN 🍦Perih Yang Sebenarnya

1K 70 8
                                    


"Waktu mengubah segalanya, bahkan aku dan mereka.
Waktu mengizinkan mereka meninggalkan ku sendirian di dalam kegelapan."

☀☀☀

Sesuai permintaan Reno, Caca benar-benar menemani Reno seharian. Reno mengajak Caca pergi keluar. Walaupun Caca sudah menolaknya, namun Reno terus memaksa Caca. Bahkan Reno merengek meminjam mobil ayahnya untuk Caca gunakan membawanya jalan-jalan.

Reno dan Caca berjalan-jalan mengunjungi tempat rekreasi. Bahkan Reno mengajak Caca menaiki beberapa wahana yang lumayan ekstrim. Senyuman tak pernah lepas dari Caca. Reno merasa lega melihat sahabatnya begitu bahagia.

Kerap kali, Reno merasakan ada yang aneh dengan badannya.

'Cuma perasaan doang. Gue gak pa-pa,' batin Reno.

Jam menunjukkan pukul 13.00. Kini Caca dan Reno berada di sebuah rumah makan, menikmati makanan yang dipesan masing-masing.

Sesekali, Caca menyuapi Reno, begitupun sebaliknya.

"Enak gak, Ren?"

"..."

Reno tak menjawab, Reno seperti menahan sakit di badannya.

"Ren?"

"I--iya. Ke--kenapa, Ca?"

"Lo gak pa-pa, kan?" tanya Caca memastikan.

Reno hanya menggeleng dan menunduk. Caca memperhatikan Reno dengan seksama. Caca merasa ada yang ganjal.

Caca menangkup pipi Reno, mendongakan wajah Reno agar menatapnya.

Caca terkejut, melihat cairan merah keluar dari hidung Reno. Caca mengusap cairan itu dengan ibu jarinya. Caca mencium bau cairan itu.

"Ren ... Darah." Caca berdiri, wajahnya terlihat sangat khawatir.

Reno tak menjawab, tubuhnya gemetar, darah dari hidung Reno semakin banyak. Caca memapah tubuh Reno dan membawanya ke dalam mobil.

Tak peduli ada polisi atau tidak, Caca melajukan mobil dengan kecepatan tinggi untuk membawa Reno ke rumah sakit.

"Ren ... Sabar ya, lo harus kuat." Sebelah tangannya mengusap pipi Reno. Reno memegang sapu tangan yang ia gunakan untuk menahan darah dari hidungnya.

Caca semakin mempercepat laju mobilnya.

Reno merasa mual, seperti akan ada yang keluar dari dalam tubuhnya.

Eu--huu--huekkk, huekkk...

Caca memberhentikan mobilnya di tepi jalan ketika mendengar Reno seperti muntah. Caca menatap Reno khawatir.

"Ren ...," Reno menatap Caca perlahan. Reno membuka sapu tangan yang membekap mulutnya. Caca membelakakan mata ketika melihat banyak darah di sana.

Uhukk, uhukkk ... Huekkkk...

Reno kembali muntah. Ternyata muntahan yang Reno keluarkan adalah darah. Dengan cepat, tangan Caca kembali memegang kemudi, hendak melajukan mobil dan meneruskan perjalanan.

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang