RIAN 🍦Strong Girl

1K 61 6
                                    

"Menangislah hingga sakitnya sedikit berkurang. Namun, tetaplah melangkah meski berderai air mata, karena Tuhan selalu memberikan keajaiban. Jangan menyerah🙃"

🍦🍦🍦

Beberapa orang diantara kita mungkin memiliki kekuatan hati yang lemah. Mereka tidak bisa mendapat perilaku keras atau kasar dari orang lain. Jangankan perilaku, perkataan kasar atau bentakan yang dilontarkan pun bisa menyakiti hatinya.

Caca adalah satu dari beberapa orang tersebut. Caca tidak suka dengan bentakan, kata-kata kasar, dan apapun yang menyakiti hatinya. Bukan Caca lebay atau manja. Tapi karena Lina dan Smith tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar, apalagi bentakan selama mengurus Caca.

Suasana malam yang tenang memang pas untuk mengenangkan hati dan pikiran seseorang ketika sedang kacau. Seperti halnya Caca, hati Caca sedang tidak baik. Semua kata-kata yang dilontarkan Rian terus terngiang di telinga Caca. Ditambah pemikiran soal kepindahan dirinya beserta keluarga ke luar kota.

Terbesit pikiran untuk menyerah mencintai Rian. Namun, sepertinya tidak semudah itu. Rasa cinta dan sayang Caca pada Rian sangat dalam, sehingga dapat menutupi luka yang Rian tanam di hati Caca.

Menangis, hanya itu yang dapat Caca lakukan sekarang. Bukan lebay, hanya saja diri Caca akan lebih tenang ketika menangis. Semua beban terasa hilang hanya dengan menangis.

Caca membuka ponselnya, foto-foto dirinya bersama Rian masih tersimpan rapi di ponselnya. Caca tersenyum miris, kini semuanya tinggal kenangan.

Caca menatap lekat foto Rian, satu air mata lolos. "Caca rindu Rian. Tapi kenapa Rian jahat sama Caca. Caca sakit hati sama perilaku Rian waktu itu. Tapi Rian tenang, Caca baik-baik aja kok, walaupun hati Caca perih ... Sedikit."Caca menyeka air matanya.

"Caca bahagia sempet dikasih kesempatan sama Rian buat jadi bagian hidup Rian, walaupun sedikit. Makasih buat semua keindahan yang Rian pernah kasih buat Caca." Caca tak mampu menahan air matanya. Caca menangis sesegukan sambil memeluk ponselnya.

Caca merasakan ada sebuah pelukan hangat. Caca mendongak, mendapati Lina yang merangkulnya sambil tersenyum.

"Lagi ada masalah ya sama Rian?" tanya Lina lembut.

Caca tak menjawab, Caca malah memeluk Lina dan menangis di pelukan Lina.

"Caca sayang kak Rian, Bun. Caca sayang banget. Tapi ... Tapi ke--kenapa kak Rian jahat sama Caca, Bun." Tangis Caca semakin menjadi.

Lina tersenyum kecil dan mengelus punggung Caca. Gadis kecilnya kini sudah dewasa, sudah terjun ke dunia percintaan, menangis karena seseorang yang dia cinta. Namun bagaimapun, tidak ada orang tua yang mau melihat anaknya sedih.

Lina melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Caca. Lina mengusap air mata di pipi Caca.

"Jahatnya Rian gimana?" tanya Lina lembut.

"Kak Rian nyakitin Caca, kak Rian bentak Caca, kak Rian dengan mudahnya lupain Caca, Bun ... Tapi hati Caca juga jahat,Bun. Hati Caca gak mau ngelepasin kak Rian," ujar Caca sambil terisak.

Lina mengelus puncak kepala Caca. "Kamu tau penyebab Rian lakuin itu semua?"

Deg...

Caca terdiam, mencerna ucapan Lina. Caca tidak mengetahui sama sekali apapun masalah yang Rian alami, dan penyebab Rian melakukan ini semua kepadanya. Caca hanya berpikir Rian sudah berpaling pada Ica dan menghapus semua kenangan bersama dirinya.

Lina menghela nafas panjang. "Kamu yang mutusin buat labuhin hati kamu ke Rian. Kamu yang bersikeras buat tetep sayang sama Rian. Kamu udah mutusin buat jatuh cinta sama Rian, jadi kamu harus siap sama semua resiko yang bakal kamu hadapi ke depannya."

"Ini ujian buat hubungan kalian berdua. Jangan terlalu pesimis, kamu hanya perlu pasrah dan serahkan semuanya sama yang lebih Kuasa." Lina menasehati.

Lina merangkul tubuh Caca. "Bunda juga pernah kayak kamu gini," ucap Lina sambil tersenyum.

"Eh?" Caca mulai tersenyum dan menatap Lina.

Lina terkekeh. "Enam tahun Bunda pacaran sama ayah kamu. Kamu tau kan, enam tahun itu bukan waktu yang sebentar. Dan udah banyak hal yang Bunda lewatin sama ayah kamu."

"Dan di setiap hubungan, pasti ada masalah. Masalah itu ibarat bumbu di hubungan. Hubungan Bunda sama ayah kamu juga gak mulus. Bunda udah beberapa kali putus-nyambung sama ayah kamu. Kami putus bukan karena udah gak sayang. Tapi kadang, kami gak kuat sama masalah yang dilewatin."

"Dan, karena waktu itu kita masih sama-sama remaja labil. Jadi gampang banget ngomong putus. Tapi, rasa sayang kami lebih besar, jadi berapa kali pun kami putus, pasti balik lagi." Lina tersenyum.

"Kalo Caca sama kak Rian gak balik lagi kayak Bunda sama ayah, gimana?" tanya Caca khawatir.

"Kamu sayang kan sama Rian?" Caca mengangguk. "Yang perlu kamu lakuin sekarang hanya sabar, jangan terlalu dipikirin. Kalo udah takdirnya, pasti kamu sama Rian balik lagi."

"Kalo emang kamu sayang sama Rian. Kamu harus bertahan. Kamu harus lebih ngertiin Rian. Hidup Rian gak cuma tentang kamu."

Caca mengangguk. "Makasih, Bun. Caca sekarang makin yakin buat bertahan nunggu kak Rian."

🍦🍦🍦

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang