RIAN 🍦Double

2.2K 136 6
                                    

🍦🍦🍦

Caca dan Fifi sekarang sedang berada di depan loker. Keduanya sudah beres bersih-bersih, bahkan keduanya selesai mandi. Ini memang kebiasaan mereka berdua jika selesai latihan maupun eskul. Di loker Caca terdapat alat mandi yang sengaja Caca simpan.

Caca mengambil kaos volly dan memasukannya ke dalam tasnya. Caca berniat akan mencucinya nanti. Caca menutup loker dan menguncinya.

"Udah, Ca?" Fifi menggendong tasnya.

Caca mengangguk. "Udah."

"Kok tadi kak Rian bisa tiba-tiba ngasih minum?" tanya Fifi yang ternyata penasaran.

"Gue gak tau. Gue aja kaget liat kak Rian yang tiba-tiba nongol di delan gue." Caca memasukkan kunci lokernya ke dalam saku rok.

"Belakangan ini kak Rian kayak berubah deh, Ca."

Caca menautkan kedua alisnya. "Berubah gimana?"

"Ya gak kayak kak Rian yang dulu."

"Emang dulu gimana? Perasaan sama aja." Caca sebenarnya merasakan apa yang Fifi rasa, namun Caca berusaha menutupinya.

"Ya lo tau sendiri, kan dulu itu kak Rian cuek banget. Terus kemana-mana sendiri. Sekarang keliatannya kak Rian udah mulai kompak lagi sama Doni," tutur Fifi panjang lebar.

"Bagus dong cool boy berubah."

"Iya juga sih."

"Udah jam empat nih. Kita pulang." Fifi mengangguk dan mengikuti langkah Caca meninggalkan ruang loker.

Keduanya berjalan di sepanjang koridor sekolah sambil membicarakan beberapa hal. Caca dan Fifi memang akrab. Tinggi badan Fifi melebihi tinggi badan Caca. Tubuh Fifi ideal, dengan tinggi sekitar 162 sentimeter. Artinya beda 5 senti dengan Caca.


Sampai di parkiran, Caca dan Fifi melihat Rian dan Doni sedang duduk di atas motornya masing-masing sambil mengobrol. Entah apa yang mereka bicarakan sampai tertawa.

"Ca, kak Rian tuh," goda Fifi sambil menunjuk Rian dengan dagunya.

"Iya gue liat. Terus kenapa?"

"Kak Rian sama Doni itu makhluk macam apa sih di bumi? Keliatan ganteng banget," kagum Fifi lebay.

"Emaknya bacain surat Yusuf kali pas hamil mereka," jawab Caca ngasal.

"Ngarang."

Rian dan Doni memang dua sejoli yang jadi sorotan di sekolahnya, selain terkenal karena skill futsalnya, mereka juga terkenal karena kelebihan fisik yang mereka miliki.

Caca dan Fifi berjalan menuju gerbang.

Fifi menatap Caca. "Lo dijemput?"

"Nggak, Fi. Naik angkot. Lo mau pulang sama siapa?

"Gue gak dijemput juga. Terus gak ada orang yang mau ngajak gue pulang bareng. Jadi gue ikut naik angkot aja lah sama lo," tutur Fifi bertele-tele.

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang