RIAN 🍦Pertemuan

1.1K 68 12
                                    


"Beberapa kopi sudah kunikmati, tapi tak pernah kutemukan yang lebih pahit dari pura-pura melupakanmu. "

☀☀☀

Menyakiti diri sendiri dan orang yang kita sayang demi kebahagiaan orang lain bukanlah hal yang mudah. Mengapa lebih mempedulikan perasaan orang lain daripada perasaan sendiri? Entahlah, bukankah pepatah mengatakan apa yang kamu tanam, adalah yang akan kamu tuai nanti.

Itu yang coba Rian terapkan sekarang dalam hidupnya. Ada alasan yang tak bisa dia jelaskan sekarang pada Caca, gadisnya. Rian sudah mencoba melupakan Caca dan mencoba membuat Caca membenci dirinya. Namun sepertinya usahanya gagal.

Baik Rian maupun Caca, sepertinya belum bisa saling melupakan hubungan yang pernah mereka jalin.

Malam ini, akan ada acara makan malam bersama rekan kerja kantornya. Rian tidak sendirian, dia akan berangkat bersama Arka, papanya.

Rian menuruni tangga menuju ruang tengah. Tubuhnya dibalut dengan jas berwarna abu-abu, lengkap dengan celana yang senada dengan warna jasnya.

"Udah siap, Pa?" tanya Rian yang melihat Arka duduk di sofa ruang tengah.

Arka terlihat sedang berbincang dengan seseorang via telpon, hingga tidak menjawab pertanyaan Rian. Rian memilih duduk di hadapan papanya, dan memainkan ponsel.

Foto itu, isi chat, video, semuanya masih tersimpan rapi di ponsel Rian. Tak ada satupun orang yang tau mengenai hal ini. Rian menyimpannya sendirian.

"Yan," panggil Arka.

"..."

Rian tak menjawab, Rian sibuk menatap ponselnya.

"Arkan ... ."

"E--eh iya, kenapa Pa?"

Arka menatap lekat pada anaknya, memperhatikan Rian dengan seksama. Rian dibuat salah tingkah dengan tatapan papanya.

"Ada yang aneh, Pa?" tanya Rian yang heran karena Arka terus menatapnya.

"Banyak."

"Banyak?"

Arka menggeser posisi duduknya, menjadi disamping Rian. Rian sedikit memundurkan badannya karena terkejut.

"Ada yang mau Papa omongin sama kamu."

"A--apa? Kok kayaknya serius banget," timpal Rian.

"Ini lebih dari serius, Arkan."

"Apa?"

"Kamu yakin sama keputusan kamu?" tanya Arka serius.

"Keputusan? Keputusan yang mana? Perusahaan? Ya, yakinlah."

"Bukan. Keputusan kamu milih Ica."


Degg...


Rian terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Rian sendiri tak memahami perasaannya. Hidupnya sekarang, seperti lurus begitu saja, berbanding terbalik saat Rian masih bersama Caca.

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang