RIAN 🍦MABAR

2.1K 119 3
                                    

🍦🍦🍦

Caca mengerjapkan matanya, mencoba mengumpulkan nyawanya. Caca melihat jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Caca terkejut dan langsung terbangun.

"Fi ... Fifi ... Bangun, njir." Caca menggerak-gerakkan tubuh Fifi agar Fifi terbangun. Pasalnya, mereka telat.

Fifi bergerak lemas. Sambil mengucek matanya.

"Hm? Gue masih ngantuk, Ca." Fifi menjawab dengan setengah sadar. Suaranya pun serak.

"Udah jam 7, njir!"

"Hah?!" Fifi terkejut dan bangun sepenuhnya. Ia mengucek matanya, dan menatap Caca. "Buset! Kok bisa sih gue tidur nyenyak banget?"

"Lo kan emang tukang ngebo," ledek Caca.

"Iya, iya, Ibu kebo."

"Parah lo!" Caca memukul Fifi menggunakan bantal. Fifi hampir saja terjungkal karena pukulan Caca yang sangat bertenaga.

"Kira-kira, mereka jadi ngajak kita jalan gak, ya?" Fifi menatap Caca, terlihat penuh harap. Diam-diam, nampaknya Fifi benar-benar ingin diajak pergi keluar.

"Gue gak tau. Gue sih gak terlalu berharap bisa pergi beneran. Cuma ngehargain ajakan mereka."

"Sebenernya gue juga males ketemu Doni." Fifi berbohong. Dalam hatinya, ia merasa senang bertemu dengan Doni, walaupun kadang selalu ada pertengkaran diantara keduanya saat bertemu.

"What?! Males?" Fifi mengangguk. "Bukannya waktu itu lo muji-muji kak Doni?"

"Waktu itu sih emang iya, tapi pas udah tau sikap aslinya, gue kayak gimana gitu. Dia itu nyebelin, apalagi pas kejadian di kantin itu." Fifi menjelaskan. Fifi membingungkan. Sebenarnya apa yang Fifi rasakan?

"Jadi perasaan lo gimana?"

"Perasaan gimana maksud lo?" Fifi balik bertanya.

"Perasaan lo sama kak Doni."

"Gue gak tau, Ca. Sekarang kalo ketemu tuh debat terus, tapi ujungnya Doni suka ngalah."

"Kok kayak kak Rian ya ...," gumam Caca dengan nada pelan. Namun nampaknya, samar-samar Fifi dapat mendengarnya.

"Apa lo bilang? Kak Rian?"

Caca mengerjap, ia kira Fifi tak mendengar ucapannya.

"Eng-enggak ... Apaan sih lo?" Caca mengelak.

"Gak usah bohong lo. Kuping gue masih berfungsi normal."

"Apa sih? Lo gak jelas. Gue tuh cum---"

Ucapan Caca terpotong ketika ponselnya bergetar. Caca melihat layar ponselnya. "Riandi🤗" Nama itu tertera di layar ponsel Caca. Fifi mengintip dan melihat jelas nama Rian.

"Aduduh! Pake emot segala namanya." Fifi tersenyum sembari menggoda Caca.

"Fiks! Besok mata lo bintitan, Fi."

"Loh, loh. Kok gitu?"

"Belajar ngintip biar apa?"

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang