RIAN 🍦Rian Yang Sebenarnya

1.1K 70 11
                                    


Ingat pepatah, jangan menyimpulkan sesuatu sendiri sebelum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya itu yang harus Caca tahu perihal kejadian Rian yang mengejar Ica di taman.

Sejak kejadian itu, Caca sudah jarang melihat sosok Rian di sekolah, berpapasan pun tak pernah.

Sebenarnya, tidak ada rasa cemburu sama sekali di benak Ica. Ica hanya menyusul Rian untuk memberitahu bahwa pak Arka masuk rumah sakit. Ica pergi sebab mendapat telpon dari pihak rumah sakit untuk segera pergi ke rumah sakit.

Rian yang memilih menyusul Ica. Sebenarnya Ica memberi kode pada Rian jika ada satu hal penting yang harus Rian urus saat itu juga. Namun Caca belum mengetahui semua yang terjadi sebenarnya.

Pak Arka terkena serangan jantung ketika dirinya tengah berbincang bersama papa Ica di kediaman Ica. Jadi, papa Ica memerintahkan Ica menyusul kemana Rian pergi. Ica dapat mengetahui keberadaan Rian dari asisten rumah tangganya.

Kabar masuknya pak Arka ke rumah sakit sudah sampai ke telinga Lina, bunda Caca. Bahkan Lina sudah sempat menjenguk Arka, walaupun tanpa Ica dan suaminya.

Rian tengah duduk di kursi dekat blankar tempat Arka berbaring. Kondisi Arka sudah sedikit pulih, walaupun masih harus mendapatkan penanganan yang lumayan serius.

"Kamu gak tidur berapa hari, Arkan?" tanya Arka pada Rian.

Arka lebih senang memanggil Rian dengan sebutan Arkan daripada Rian. Arkan sendiri adalah panggilan masa kecil Rian yang diberikan oleh Arka.

"Tidur cukup kok, Pa" Rian berbohong. Sebenarnya dia sangat lelah.

Urusan sekolah, urusan kantor, semua berputar di otak Rian. Bahkan, emosi Rian kerap membludak, dan sulit dikendalikan. Di hadapan Arka, susah payah Rian menahan gejolak amarah yang sering tiba-tiba muncul.

"Kantung mata kamu gede." Kekeh Arka.

"Ck, apa sih Pa, lebay."

Arka terkekeh melihat ekspresi Rian. Arka tersenyum senang, anaknya tumbuh menjadi pria tangguh dan mandiri. Ditambah bonus ketampanan yang Rian miliki.

"Kamu jagain Papa sendirian?"

"Hm? Nggak, kadang Ica kesini," jawab Rian.

Arka mengangguk paham. "Makin deket aja dong sama Ica," goda Arka.

"Cuma temen."

"Jangan coba-coba mainin perasaan cewe."

Rian mengangkat alisnya sebelah, tak mengerti dengan ucapan Arka. "Maksud Papa?"

"Papa tau kamu deket sama anaknya Lina, kan?"

"Lina?"

"Em ... Siapa itu namanya, yang waktu nabrak kamu di acara makan malam waktu itu."

Deg...

Caca, mantan aku Pah.

"Siapa?" tanya Rian pura-pura tidak kenal.

"Caca! Nah itu, Caca." Arka berhasil mengingat.

"Oh ... Nggak kok," elak Rian.

"Papa gak mau anak Papa nyakitin hati cewe."

"Gak bak---"

Tok-tok-tok...

Ucapan Rian terpotong karena terdengar suara ketukan pintu di ruangan Arka.

"Boleh aku masuk?" Dari suara itu Rian sudah tahu, bahwa yang ingin menjenguk papanya adalah Caca. Arka pun melihat jelas sosok Caca dari kaca pintu.

RIANDI [  COMPLETED  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang