Hana menatap bunga yang berwarna warni. Sesekali dia tersenyum pada kupu-kupu yang menghampirinya. Tangannya mengelus bulu anjing yang berada di pelukannya. Anjing berbulu putih itu terlihat sangat nyaman di pelukannya.
"Vivi, kemana kau?"
"Gukk...guk..."
Hana menoleh ke arah Sejeong yang mencari sesuatu. Sejeong berlari ke arah Hana.
"Ternyata kau di sini, eoh. Aku mencarimu kemana-mana." Sejeong mengambil Vivi dari pelukan Hana dan mencium kepala Vivi.
"Anjing siapa? Tadi dia menghampiriku, jadi aku memeluknya."
"Ini anjing Tuan Sehun, namanya Vivi. Tuan sangat sayang pada Vivi." jelas Sejeong.
Hana menghembuskan nafasnya. Dirinya tak berniat untuk membahas lelaki brengsek yang menjebaknya itu.
"Ada apa, Nona? Apa ada yang sakit? Perlu kupanggilkan dokter?"
Hana tersenyum, "aku tak apa, Sejeong. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku hanya punya kau di sini."
"Nona, tidak perlu berlebihan." ujar Sejeong. "Masuklah, sudah hampir sore."
Hana mengangguk, dia berjalan masuk ke dalam rumah bersama Sejeong dan Vivi. Ketika sampai di ruang makan, Bibi Kwon memberikan sebuah ponsel pada Hana.
"Tuan ingin berbicara padamu."
"Oh," Hana mengambil ponsel Bibi Kwon lalu memposisikan wajahnya ke arah ponsel. Terlihat wajah Sehun di sana.
"Kau sedang apa?" tanya Sehun.
"Habis bermain dengan Vivi di taman belakang."
"Mandilah, kita akan pergi nanti malam."
Hana tersenyum, "pergi? Kemana?"
"Membeli pakaian untukmu. Kau tak punya baju bukan?" tanya Sehun.
Hana mengangguk. "Aku akan mandi."
"Sebentar lagi aku akan pulang. Bersiap-siaplah. Jangan lupa sambut aku ketika aku pulang."
Hana mengangguk. Sehun memutuskan sambungan teleponnya. Hana memberikan ponsel itu pada pemiliknya, Bibi Kwon.
"Apa milikmu masih terasa nyeri?"
"Ye?"
Bibi Kwon memutar bola matanya, "aku bertanya, apakah milikmu masih terasa sakit?"
Hana tersenyum lalu menggeleng, "sudah lebih baik. Terima kasih, sudah mengkhawatirkanku, Bibi."
"Jadi kapan Nona akan pergi dari sini?"
Senyum di bibir Hana hilang ketika mendengar pertanyaan Bibi Kwon. Dia tak mengerti apa kesalahannya sehingga Bibi Kwon sangat ingin dia pergi dari rumah Sehun.
"Aku tak tahu. Mungkin saat Sehun bosan," balas Hana. "Aku juga tak ingin di sini, Bibi. Aku ingin lari. Suatu saat aku akan mencobanya. Bibi jangan khawatir."
Hana berjalan setelahnya ke arah kamar Sehun. Dia membuka bajunya hingga tak ada sehelai benangpun di tubuhnya. Setelah itu, Hana menghidupkan shower. Hana mengadahkan kepalanya ke arah shower, membiarkan air yang keluar dari shower itu membasahi wajahnya.
Hana tak mengerti. Apa kesalahannya sehingga dia tak diinginkan oleh orang-orang di sekitarnya? Apa kesalahannya sehingga Tuhan menghukumnya keji seperti ini?
Hana terisak. Hatinya sakit mengingat kejadian semalam.
"Nona kau baik-baik saja?" tanya seseorang dari luar. Dia mengetuk pintu kaca beberapa kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me, Sir
FanfictionPark Hana, gadis yang kabur dari agensinya karena dipaksa melayani lelaki hidung belang bertemu dengan Oh Sehun, CEO SH Entertaiment yang dikabarkan gay oleh media Korea.