"Bagaimana kandungannya?" tanya Sehun.
Kai hanya terdiam. Tangannya dia masukkan ke dalam saku celananya. Matanya menatap lantai putih rumah sakit.
"Yak, mengapa kau tak bilang bahwa dia hamil anakmu? Aku akan mundur secara perlahan." ucap Kai.
Sehun menatap Kai, "Bagaimana kandungannya? Apa selamat?"
Kai mengangguk, "selamat."
Sehun menghembuskan nafasnya lega. Dia segera memeluk Hana, mengecup dahi Hana beberapa kali. "Aku takut sekali, Kai. Aku tak pernah merasa setakut ini."
"Kau mencintainya?" tanya Kai.
Sehun menatap Kai. Dia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Kai. "Sangat mencintainya. Hingga rasanya aku ingin mati saja saat melihatnya terbaring dengan luka tebak,"
"Lalu mengapa masih ada luka lebam di tubuhnya?"
"Karena kebodohanku. Sejeong mencoba membunuhku dengan memasukkan racun di tehku. Hana melihatnya dan menyiram wajah Sejeong dengan teh itu. Aku sangat salah tak mempercayainya." jelas Sehun.
Kai menganggukkan kepalanya, "Jika kau ingin melepasnya, tolong beri dia perpisahan terbaik. Dan biarkan Hana hidup denganku."
"Hana hamil,"
"Apa masalahnya? Aku mencintainya,"
Sehun memejamkan matanya. Harusnya dia bersikap seperti Kai. Namun dirinya sangat malu untuk mengungkapkan sebuah kata cinta.
"Aku pergi dulu, jaga Hana. Jika kau masih tak bisa menjaganya, jangan salahkan aku mengambil Hana darimu."
Kai keluar dari ruangan Hana. Tinggal Sehun dan Hana di dalam ruangan VVIP tersebut. Sehun tak berhenti menggenggam tangan Hana.
"Hana-ya, bangunlah. Aku di sini." Sehun mencium punggung tangan Hana. "Kau berhasil Hana. Aku percaya akan cinta. Aku mencintaimu. Bangunlah,"
Sehun melebarkan matanya ketika melihat Hana yang mengeluarkan air mata.
"Aku tahu kau mendengarnya. Jangan dipaksa, Hana. Aku akan menunggu kau bangun walaupun itu sangat lama," ujar Sehun.
"Sehun-ah," Sehun menoleh ke arah pintu ketika mendengar seseorang memanggilnya. Itu kakak tertuanya, Junmyeon.
"Hyung."
Junmyeon masuk ke dalam ruangan Hana, "Bagaimana keadaannya?" tanya Junmyeon.
"Masih koma. Bagaimana persiapan pernikahanmu?" tanya Sehun.
"Kupikir aku akan undur..."
"Andwe," potong Kai cepat. "Kasihan Irene Noona jika kau terus mengundur pernikahan kalian."
"Tapi Hana,"
"Hana pasti bangun. Dia tak akan tidur lama, Hyung."
Junmyeon tersenyum, tangannya mengelus kepala Sehun. "Aku yakin kau sudah berubah, Hun. Aku pamit dulu, ne."
Sehun menganggukkan kepalanya. Setelah Junmyeon keluar, Sehun naik ke atas ranjang rumah sakit. Hana memiliki kasur dua kali lebih besar dari ranjang rumah sakit pada umumnya. Hal itu memang permintaan dari Taeyeon.
"Tak apa, istirahatlah Sayang."
•••
Dua hari berlalu. Namun Hana belum merespon apapun lagi. Padahal tinggal menunggu empat hari menuju pernikahan Junmyeon dan Irene.
Sehun sudah sembuh, hanya tinggal mengeringkan luka bekas jahitannya. Namun Sehun memilih keluar dari ruangannya. Dia lebih memilih tidur di sofa kamar, atau di ranjang bersama Hana.
![](https://img.wattpad.com/cover/213692804-288-k570300.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me, Sir
FanfictiePark Hana, gadis yang kabur dari agensinya karena dipaksa melayani lelaki hidung belang bertemu dengan Oh Sehun, CEO SH Entertaiment yang dikabarkan gay oleh media Korea.