Hana membuka matanya. Hal yang pertama kali dia sadari adalah dirinya sudah tak lagi di kantor Sehun. Dia sudah berada di kamar Sehun. Dia memegang kepalanya yang masih pusing.
"Eoh, siapa yang ganti pakaianku juga?"
Hana turun dari tempat tidur. Kakinya melangkah mencari keberadaan Sehun.
Hana keluar dari kamar menuju dapur. Saat ini kerongkongannya sangat kering. Pandangannya tak sengaja menangkap Sejeong sedang membuat teh. Sepertinya Sejeong tak melihat kedatangan Hana.
Hana memicingkan matanya melihat pergerakan Sejeong. Kemudian dia melihat Sejeong menuangkan sesuatu di dalam minuman Sehun. Setelah Sejeong pergi, Hana berjalan ke arah dapur. Dia melihat obat yang dituangkan oleh Sejeong di dalam minuman Sehun.
"Obat tidur?" Hana membaca nama obat yang tertera dalam tulisan tersebut. "Tapi ini sudah kedaluwarsa. Aku harus menghentikannya,"
Hana berlari ke arah Sehun yang sudah mengangkat cangkir tersebut. Dia segera merebut minuman tersebut dari tangan Sehun.
Hentikan!"
"Hana?"
Byur.
Hana menyiram wajah Sejeong dengan air teh tersebut.
"Ahhh, panas..." Sejeong segera menutup wajahnya dengan tangannya.
"HANA!!!" teriak Sehun terkejut.
Beberapa maid datang karena mendengar teriakan Sehun.
"Sejeong sudah baik denganmu selama ini, Hana. Inikah balasanmu padanya, Park Hana?!" tanya Sehun dengan suara beratnya.
"Dia menaruh racun, Sehun. Kau harus percaya padaku!" ujar Hana.
"Racun? Racun apa? Mana buktinya?!" tanya Sehun.
"Ahh... panas, panas sekali."
"Sejeong-ah, apakah sakit?" Sehun memeriksa wajah Sejeong. "Panggilkan Taeyong sekarang juga!"
Sembari menunggu Taeyong datang, Sehun menyuruh Bibi Kwon untuk membawa Sejeong ke kamar dan mengobati Sejeong.
"Tunjukkan padaku dimana bukti itu, Hana?" tanya Sehun
Hana berjalan ke arah counter dapur, diikuti Sehun dari belakang. Hana mencari botol yang tadi dia lihat.
"Tadi aku melihatnya di sini. Aku bersumpah,"
Plak.
Hana terjatuh karena tamparan Sehun. Dia memegang pipinya yang memanas.
"Jangan karena aku bersikap baik padamu, kau jadi semena-mena terhadap maid di sini. Kau berada di sini bukan untuk menjadi ratuku, tapi menjadi pelacurku. Ingat itu!" ucap Sehun.
Hana terisak. Namun dia menahan agar tak menangis lagi di hadapan Sehun. Hana terus berucap merendahkan Sejeong sehingga dua tamparan lagi dia dapatkan di pipinya.
"Aku kenal Sejeong lebih lama dari kau. Jika Sejeong berniat membunuhku, mengapa tidak dia lakukan saat kami bercinta?" tanya Sehun. "Jelaskan padaku alasanmu melakukan ini pada Sejeong." ujar Sehun pelan.
Hana terdiam, matanya memanas. Hana memejamkan matanya dan satu bulir air mata jatuh ke pipinya.
"Aku melihat Sejeong menuangkan sesuatu pada minumanmu. Ketika kubaca itu adalah obat tidur. Kupikir dia akan..."
"Itu obatku, Hana!" bentak Sehun. "Aku meminum obat itu ketika kepalaku sakit. Salahkah Sejeong membuatku tertidur?"
Hana berdiri, dia menghembuskan nafasnya kasar. Sehun juga berdiri, menatap Hana yang menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me, Sir
FanfictionPark Hana, gadis yang kabur dari agensinya karena dipaksa melayani lelaki hidung belang bertemu dengan Oh Sehun, CEO SH Entertaiment yang dikabarkan gay oleh media Korea.