tiga belas

880 49 3
                                    

Hana menatap balkon kamar Sehun. Tak terasa sudah sebulan Hana berada di sini. Sehun tak pernah menyiksa Hana lagi. Hanya beberapa tamparan yang dia dapatkan ketika melawan aturan Sehun.

Tekad Hana sudah bulat. Seminggu yang lalu, Hana berkata ingin merubah Sehun. Namun Sehun belum berubah sama sekali. Dia masih ketus, namun terkadang baik. Hana dibuat bingung oleh sikapnya yang sering kali berubah.

"Nona,"

Hana menoleh ketika seseorang memanggilnya. Bibi Kwon, lengkap dengan membawakan dress dan dalaman Hana.

"Tuan menghubungiku agar menyuruhmu mandi. Tuan ingin mengajakmu keluar malam ini,"

"Sehun belum pulang?"

"Tuan menyuruhmu pergi ke kantor,"

Hana mengangguk, dia segera beranjak ke kamar mandi bersama Bibi Kwon.

Setelah berpakaian, Bibi Kwon membantu Hana berjalan ke mobil. Hana sudah bisa berjalan normal, hanya saja masih sering terasa ngilu jika terlalu lama berjalan.

Mobil melaju menuju sebuah gedung bertingkat. Hana keluar dari mobil.

"Nona Hana?"

"Ah, itu aku,"

"Ikut saya, Nona."

Seorang wanita berseragam mengajak Hana menuju sebuah lift. Hana melihat setiap gerakan pegawai Sehun tersebut.

Pintu lift terbuka, wanita tersebut mempersilahkan Hana untuk berjalan lebih dulu. Hana berjalan melewati lobby yang cukup panjang.

"Lalisa!!"

"Hana?"

Hana begitu antusias ketika melihat Lisa sedang berbicara dengan salah satu pegawai. Lisa segera memeluk Hana.

"Maafkan aku, Sehun membebaniku banyak tugas. Aku jadi tak bisa menemuimu seminggu terakhir," ujar Lisa.

"Gwenchana. Aku mengerti, bosmu menyebalkan." bisik Hana. Mereka berdua tertawa.

Lisa mengantar Hana sampai ke ruangan Sehun. Hana masuk ke dalam ruangan Sehun, sedangkan Lisa kembali menutup pintu ruangan bosnya.

"Tuan," panggil Hana.

"Kakimu sudah membaik?"

Hana mengangguk, "eoh. Sudah tidak sakit lagi."

Sehun menarik pinggang Hana hingga duduk di pangkuannya. Sehun mencium bibir Hana.

Cup.

"Mau ke rumah sakit sekarang?" tanya Sehun. Hana mengangguk. Sehun mencium bibir Hana gemas.

Hana berdiri, diikuti Sehun. Mereka berjalan beringingan menuju lobby hotel, melewati beberapa orang yang menunduk hormat pada Sehun.

Mereka memasuki mobil hitam milik Sehun. Mobil melaju meninggalkan area kantor Sehun.

Hana dan Sehun berjalan menuju ruangan Taeyong. Seperti biasa, Taeyong memeriksa keadaan kaki Hana.

"Kakinya sudah sembuh total. Hanya saja, jangan membawa beban berat dulu,"

"Kau dengar itu, Hana?"

"Nde, gumawo, Taeyong-ah." Hana menundukkan kepalanya.

"Aku pergi dulu,"

Hana dan Sehun berjalan menuju luar rumah sakit. Mereka duduk di depan, menunggu mobil Sehun datang. Pandangan Hana terpaku pada bunga-bunga yang bermekeran indah.

"Tuan, bagaimana kita berjalan saja?"

"Ani, kakimu nanti sakit."

Hana menggeleng, "Tidak, Tuan. Kakiku sudah sembuh. Ayo kita berjalan, melihat matahari terbenam di keindahan bunga yang bermekaran."

Please Love Me, SirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang