Masih dalam posisi sebelumnya. Hana terduduk di kasur king size milik Sehun, dengan Sehun yang berada di sebelahnya. Sejak tadi, obrolan mereka tak berhenti. Sehun yang selalu bercerita, dan Hana yang selalu bertanya.
Hana pikir, mood Sehun sedang bagus. Yang membuat dirinya berani melontarkan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan pribadi Sehun.
"Aku hanya bercanda, Hana. Mengapa kau terlalu serius?" Sehun tertawa sejenak. "Dia pergi, namun aku tak tahu dimana dirinya."
"Sebelumnya aku tak pernah menuntut sebanyak ini ketika mempunyai partner. Aku membebaskan partnerku, juga memberinya ruang agar tak selalu bersamaku. Namun saat wanita yang kumaksud ini sudah berani mengandung milikku, dia pergi dari hidupku."
Hana terdiam, mencerna semua yang dialami oleh Sehun. Pantas saja Sehun selalu overprotektif dengan miliknya.
"Aku benci kalimat cinta, Hana. Namun dengan mudahnya dia pergi dengan mengucap nama cinta. Parahnya dia pergi, dengan seseorang yang aku kenal."
"Tapi mengapa kau membenci kalimat cinta?" tanya Hana menatap Sehun dalam. Ada sirat kekecewaan dibalik wajah dingin Sehun.
"Kau percaya dengan kalimat cinta itu dapat membunuh? Itu yang di alami oleh keluarga kandungku. Saat aku kecil, aku ingat ayahku selalu membawakan mainan dan bunga untukku dan ibuku. Mereka sangat romantis. Aku selalu berharap bahwa aku ingin memiliki keluarga seperti itu. Sampai suatu hari, ayahku datang dengan membawa pisau. Membunuh ibuku tepat di depan mataku." Sehun memejamkan matanya dan menghentikan ucapannya.
Melihat gerakan Sehun, Hana segera memeluk Sehun, mengelus punggung sang Tuan. "Tak usah dilanjutkan, aku terlalu banyak bertanya. Maafkan aku."
Sehun membuka matanya. Sudah lama sekali dia tak mendapat pelukan dari seorang wanita. Apalagi semenjak ibu angkatnya memutuskan tinggal di Jerman.
"Kumohon jangan pernah pergi, Hana. Aku membutuhkanmu."
Hana mengangguk. Ternyata memang Sehun tidak seseram itu.
"Aku menginginkanmu,"
Sehun mendaratkan kecupannya ke pipi Hana. Terus menerus hingga leher Hana. Sehun membuka satu per satu pakaian Hana dengan sangat hati-hati.
Hana memposisikan dirinya berbaring pasrah di atas kasur, dengan Sehun yang terus menciuminya. Sehun membuka kaki Hana dan melesakkan jari tengahnya ke kewanitaan Hana.
"Eunghhh..."
Hana melenguh ketika jari panjang milik Sehun itu mampu membuatnya mendesah. Sehun mengeluar-masukkan jarinya ke dalam milik Hana. Tangan satunya meremas payudara milik Hana. Tak mau payudara sebelah merasa iri, Sehun menyedot payudara Hana agar seimbang.
"Aku keluar..."
"Ahhhh...."
Hana memejamkan matanya ketika merasakan sesuatu keluar dari tubuhnya. Itu nikmat sekali.
Sehun menggeram ketika kejantanannya merasakan kehangatan. Dia menggenjot milikn Hana dengan sangat hati-hati agar tak membuat kaki Hana merasakan sakit lagi.
"Tuan..."
"Bersama..."
Sehun membuat tanda kepemilikan di seluruh dada Hana. Dia menggeram ketika Hana makin mengeratkan kewanitaannya.
"Ahhhh...."
Sehun berbaring di sebelah Hana ketika miliknya berhasil mengeluarkan cairan, begitu juga Hana. Sehun mengecup dahi Hana, lalu mengeluarkan kejantanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me, Sir
Fiksi PenggemarPark Hana, gadis yang kabur dari agensinya karena dipaksa melayani lelaki hidung belang bertemu dengan Oh Sehun, CEO SH Entertaiment yang dikabarkan gay oleh media Korea.