empat belas

868 48 1
                                    

Sehun mengecup bibir Hana. Merasa seseorang melumat bibirnya, Hana terbangun. Dia terkejut melihat wajah Sehun dekat sekali dengannya.

Melihat Hana yang terbangun, Sehun menyudahi ciumannya. Sehun beralih menciumi leher Hana. Hana melenguh tidak nyaman. Nyawanya bahkan belum terkumpul, namun Sehun terus menciuminya.

"Bahkan saat kau baru bangun tidur, tubuhmu sangat wangi." ujar Sehun.

"Tuan, aku tak nyaman. Mari mandi,"

Sehun mengangguk. Lalu menggendong Hana dan membawanya ke kamar mandi. Sehun meletakkan Hana di bathub, dan mengisi bathub dengan air.

Hana membuka bajunya, begitu pula dengan Sehun. Setelah air penuh, Sehun masuk ke dalam bathub.

"Tuan tidak bekerja?" tanya Hana.

"Ani,"

"Wae?"

"Ini Hari Sabtu, Sayang." ujar Sehun.

Hana hanya tersenyum. Dia bahkan sudah tak mengingat hari dan tanggal. Apalagi semenjak Sehun menyita ponselnya.

"Bagaimana jika kita pergi hari ini?" tanya Sehun.

"Mau kemana?"

"Terserah kau."

"Aku tak tahu harus kemana," balas Hana.

"Ya sudah bermain saja di kamar seharian,"

Hana menggeleng cepat, "Ani. Bermain golf bagaimana? Aku belum pernah mencobanya."

"Baiklah. Akan kuhubungi temanku. Kau bersiap saja setelah ini,"

Sehun dan Hana keluar dari bathub. Mereka membilas tubuh mereka. Setelah selesai, Hana dan Sehun keluar dari kamar mandi.

Hana dibantu Bibi Kwon memakai bajunya. Hana mempercepat gerakannya memakai baju.

"Palliwa, Bi. Aku harus membantu Sehun berpakaian,"

"Untuk apa? Sudah ada Sejeong yang membantu Tuan Sehun." ujar Bibi Kwon.

Hana menggeleng, "Mulai sekarang aku yang akan membantu Sehun berpakaian,"

Bibi Kwon hanya tersenyum melihat Hana, "Percaya dirilah. Aku suka pada orang percaya diri."

Setelah selesai berpakaian, Hana berlari ke walk in closet. Di sana, Sehun sedang memilih pakaiannya.

Hana segera berlari dan memeluk Sehun dari belakang. Sehun menoleh dan mendapati Hana di belakangnya.

"Wae?"

"Kakiku sudah sembuh. Jadi biar aku yang membantumu berpakaian. Sejeong, keluarlah. Mulai sekarang, kau tak perlu membantu Tuan Sehun. Aku yang akan membantunya," ujar Hana.

"Tapi—Tuan,"

"Turuti perkataannya, Sejeong." balas Sehun. Mendengar jawaban dari Sehun, Hana tersenyum penuh kemenangan pada Sejeong. Sedangkan Sejeong hanya menatap Sehun tak percaya.

"Eoh? Baik, Tuan."

Sejeong keluar ruangan. Hana tersenyum pada Sehun. Lalu membantu Sehun memakai pakaiannya.

"Ah, cocoknya kita." Sehun merangkul Hana yang sedang berkaca di stand mirror.

Saat ini mereka memakai pakaian olahraga. Hana terlihat seksi dengan celana legging hitam dan baju merah ketat.

"Puas kau?"

"Puas apa?"

"Puas aku mengusir Sejeong?" tanya Sehun.

Please Love Me, SirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang