sepuluh

1.1K 47 0
                                    

Sehun duduk dengan gelisah. Pikirannya terpaku pada perkataan Hana tadi pagi. Itu membuat konsentrasinya hilang.

"Kau mau kopi?"

Sehun mendongakkan kepalanya, menatap wanita berambut panjang lengkap dengan poni yang menutupi dahinya.

"Maukah menemaniku?"

"Tentu saja,"

Lisa bersiap mengambil mantelnya dan mantel milik Sehun. Mereka berjalan beriringan menuju basement. Sehun mengendarai mobilnya dengan Lisa di sampingnya. Mereka menuju kedai kopi langganan mereka.

Setelah sampai, Sehun dan Lisa turun dari mobil. Mereka masuk ke dalam mobil.

Lisa melebarkan matanya ketika melihat seseorang yang dia kenal. Tanpa pikir panjang, Lisa segera berlari ke arah orang tersebut.

"Krystal!!!"

Wanita cantik itu menoleh ke arahnya ketika Lisa memanggilnya. Krystal tersenyum dan memeluk erat Lalisa, sahabatnya itu.

"Kemana saja, eoh? Mengapa tak pernah ke sini?"

"Aku sibuk saat pergantian pemimpin kemarin, Lisa. Maafkan aku," ujar Krystal dengan mencubit pipi Lisa. "Ah ini perkenalkan, bosku yang baru.  Namanya Kim Kai, kembaran Jongin."

Lisa membungkuk hormat, "Annyeong sajangnim. Perkenalkan juga, ini Ooh Sehun, bosku. Biasanya aku, Krystal, Jongin, dan Sehun sering datang ke sini."

"Ah, nde..." Kai tersenyum.

Sehun dan Kai berjabatan tangan. Sehun dan Lisa duduk satu meja dengan Krystal dan Kai. Mereka lalu berbincang lagi.

"Jerman itu menakjubkan, Krystal. Kau harus ke sana lain kali," ujar Lisa.

"Kau ke Jerman? Kapan?" tanya Kai.

Lisa mengangguk, "Dua bulan lalu, Sajangnim. Aku pergi ke sana bersama Sehun. Menjenguk ibunya yang sakit,"

Kai lalu mengangguk.

"Kenapa Jongin diganti? Bukankah dia satu-satunya pewaris tahta keluarga Kim?"

Krystal dan Kai segera beradu pandangannya. Terlihat wajah panik Krystal ketika Lisa menanyakan hal itu.

"Heh, ada apa?" tanya Lisa bingung ketika suasana menjadi hening.

"Kau sungguh tak tahu, Nona? Kakakku meninggal dua bulan lalu. Kecelakaan mobil saat akan menuju bandara membuatnya tewas bersama seorang wanita." jelas Kai.

Lisa menatap Sehun tak percaya.

•••

"Jelaskan padaku,"

"Lalisa..."

"Jelaskan padaku, Sehun! Kau sengaja membawaku ke Jerman agar aku tak mengetahui bahwa Jongin meninggal, bukan?" tanya Lisa.

"Aniya, Lisa. aku bahkan baru mengetahuinya juga. Lisa dengarkan aku,"

"Ceritakan. Padaku. Semuanya." balas Lisa penuh penekanan di setiap kata.

Sehun mengacak rambutnya frustasi. Hanya Lisa, sekretarisnya, yang berani membuatnya frustasi seperti ini.

"Aku tidak gay. Aku tidak pernah pacaran dengan Jongin. Foto yang disebarkan ke publik adalah fotoku bersama Jongin saat aku mengancamnya, bukan menciumnya." ujar Sehun.

"Tapi, kenapa?"

"Aku mempunyai partner sex, Lisa. Namanya Jennie Kim. Dia cantik dan memuaskan. Aku tak pernah menuntut banyak darinya. Peraturanku hanya satu, jangan pernah dia mencintaiku. Suatu hari, dia hamil anakku." Sehun menghembuskan nafasnya kasar, "Aku mau bertanggung jawab, Lisa. Aku sudah bilang padanya, setelah anak itu lahir aku akan mengasuh anak itu, tapi tidak dengan pernikahan. Kau tahu, bukan? Aku benci kalimat cinta dan pernikahan, Lisa."

Please Love Me, SirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang