1.5 Teringat Ayah

133 80 6
                                    

DIKARENAKAN LIBUR, JADI AKU GABUT DAN

MENG-UPLOAD CERITA INI><

SEMOGA SUKA YA😽🥳

HAPPY READING AND ENJOY!😽😽

.
.
.
.

Ttok ttok ttok

Seseorang mengetuk pintu kamar rawat Fian.

Iqbal bertanya, "itu siapa? Ada yang jenguk?" .

Fian juga Rabi menggelengkan kepala, sambil menatap satu sama lain.

"Trus itu siapa?" Tanya Iqbal misterius.

Iqbal berpindah posisi kebelakang pintu siap siap memukul dengan ada nya seseorang tidak dikenal.

Ceklek...

"Iqbal?" Panggil Lyly pelan dengan membuka pintu nya.

Iqbal menghadap ke arah Lyly, "Ngapain kesini? Tau dari mana gua ada disini?"

"um.. Lyly sempat liat Iqbal terburu-buru tadi, Lyly penasaran dan ikutin Iqbal deh.." Lyly mengaku dengan jujur.

"siapa ini bal...?" Tanya Fian mendadak sopan.

Iqbal menoleh kearah Fian, "adek kelas gua, temen..?" Jawab nya dengan kebingungan.

Fian hanya mengangguk saja seolah-olah paham akan situasi ini.

"Sini masuk aja.. oh iya Lyly kan nama nya.?" Tanya Rabi hati hati.

Lyly mengangguk cepat, lalu masuk.

"Tinggal dimana..?" -fian

"Di rumah kakak, um.. pernah tinggal di rumah iqbal juga.. tapi hanya sebentar saja," -lyly

"Di rumah iqbal? Wah.. lu maju selangkah dari kita kita bal.. hahaha" -fian

"Gua tinju juga ya itu perut." -iqbal

"Ah~ takut nya..!!" -fian

"Bentar² , Lyly itu... ehmm kayak kenal deh.. nah iya! pernah dikerubunin anak basket waktu itu kan??" -rabi

Lyly mengangguk lagi, dengan tersenyum mengingat masa itu.

"Wah.. benar² persis sama yang dideskripsiin anak basket ke gua." -rabi

"Udah blom sesi tanya nya?" -iqbal

"Lurrr gua cabut dulu gpp kan? Ngurusin mahkluk ini dulu.. nanti kalo sempet gua ke rumah lu kok, fian." -iqbal

Iqbal meraih tangan kiri Lyly, menarik nya ke luar kamar rawat itu.

"Awas cinlok!" Teriak Fian lalu meringis kesakitan akibat berteriak terlalu semangat.

-----

Iqbal masih menarik Lyly keluar rumah sakit itu.

"Iqbal, berhenti! Tangan Lyly sakit nih..." Lyly memegang pergelangan tangan nya yang sedikit memerah akibat genggaman Iqbal yang sedikit kencang.

Iqbal pun melepaskan nya dengan sedikit bersalah, "maaf... ayo gua anter pulang.." ucap nya sambil menaiki motor nya.

Lyly berdiam memegang perutnya, "tapi Lyly laper..."

"Yaudah ayo pulang, biar cepet nyampe trus makan. selesai kan" Iqbal menyalakan motornya.

Lyly menggelengkan kepalanya, "maksud Lyly, Lyly kepengen makan bareng Iqbal sekarang." Raut wajah cemberut nya terlihat jelas oleh Iqbal.

LYLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang