2.0 Peringatan Terakhir

134 75 7
                                    

HAI BERJUMPA KEMBALI

BAGAIMANA KABARNYA??

BAIK!!

OKE AKU UPDET!

SILAHKAN MEMBACA WANKAWAN

~~~~~~~~~

Tak lama kemudian Iqbal datang, lalu duduk di samping Revan.

Entah kenapa suasana ini menjadi tegang, sepertinya ini pesan yang sangat penting untuk mereka berdua dari ayah nya itu.

"Pertama, Om mau kalian berdua simak dengan baik ya.. Jadi alm ka Arnold ngumpulin harta nya untuk anak nya kelak, warisan nya itu om ngga tau dimana. Beliau cuma ngasih tau itu ke om, tapi kalian berdua harus cari dimana warisan itu." ujar Anthony memberikan sehelai kertas yang sudah lusuh ke hadapan Revan dan Iqbal.

"Om, Iqbal mau tanya. Sebenernya om tau dari mana kalau ayah udah tiada?" Pertanyaan yang masih dipertanyakan Iqbal padahal kenyataannya sudah menjawab.

"Iqbal, tolong hargain Ayah. Orang macam apa yang masih terus mengungkit-ungkit orang yang sudah meninggal bertahun-tahun lalu dan itu ayahnya sendiri."

"Oke Om jelasin, kamu inget kan waktu kita pulang dari sana? Saya ada di roket satu nya, sebelumnya Saya lihat Ayah mu. Tapi penjaga disana menarik Ayah mu, saya sempat menarik tangan beliau. Akan tetapi penjaga itu menendang saya, sehingga saya terjatuh ke dalam roket. Lalu roket lepas landas, dan pergi."

Iqbal sangat serius mendengarkannya, ia masih belum percaya tentang meninggal ayah nya itu.

"Sejak itu, saya sangat menyesal tidak bisa membawa alm kembali dengan selamat."

"Om tau dari mana kalau ayah meninggal? Jelas jelas ayah cuma di tarik sama penjaga sana.."

"Saat kita sampai disini, teman saya juga tim lain nya ikut melacak alm. Kita menemukan keberadaannya, tetapi keesokan hari nya, pelacak itu hilang."

"Tapi harus om ngga bisa bilang kalo ayah meninggal dong? Itu hanya pelacak hilang, belum ada bukti yang benar kalo ayah meninggal."

"Iqbal, cukup! Kenapa lu jadi gini!"

"Bang, lu ngga merasa aneh atau kejanggalan di cerita itu? Jelas jelas ayah masih hidup! Belum ada bukti yang membuktikan kalau ayah meninggal!" Tegas Iqbal lalu pergi ke kamarnya.

Sejenak Revan berpikir, memang yang di katakan Iqbal ada benar nya. Akan tetapi bagi nya menjadi tidak yakin, disisi lain ia melihat Iqbal sangat terpukul atas meninggal ayahnya.

Ia masih tidak menerima meninggal nya Arnold, "Om maafin Iqbal, ini salah Revan yang udah salah didik Iqbal jadi anak yang sopan." Revan menunduk merasa tidak dengan Anthony.

"Tidak apa apa, Om tau perasaan kamu. Pasti susah kan menjadi orang dewasa..? Kamu harus bimbing Iqbal menjadi lebih dewasa lagi."

"Baiklah, sepertinya kamu butuh penenang. Besok kamu datang ke rumah saya aja, untuk melanjutkan ini.. masih banyak pesan alm yang belum saya kasih tau." Anthony bergegas pulang karena suasana tidak mendukung.

"Sekali lagi maaf ya Om, sama makasih banyak ya om udah jauh jauh datang ke sini.." Ujar Revan yang mengantar Anthony ke halaman rumahnya.

LYLY [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang