Chapter 14

1.3K 161 22
                                    

"Kau jangan seperti itu Harry." Ucap Daddy sambil menyesap kopinya.

"Aku tidak mungkin seperti anak itu dad." Jawab Harry.

"Kalian sedang membicarkan apa?" Tanyaku.

"Ini Olivia, anaknya teman daddy yang kemarin baru saja mengesahkan cabang perusahaannya itu kabur dari rumahnya." Ucap daddy sambil memberikan koran kearahku.

Aku menutup mulutku tidak percaya.

"Zayn Malik?"

"Kau mengenalnya?"

"Tidak mungkin namanya kebetulan sama dengan nama temanku." Ucapku berpikir keras. Apakah dia Zayn yang sama. Bodohnya aku tidak tau siapa nama lengkap Zayn dan di koran ini juga tidak menampilkan fotonya.

"Ah ya Olivia juga punya teman yang bernama Zayn, aku baru ingat. Apa dia orang yang sama?" Tanya Harry.

"Tidak jelas berbeda." Ucapku cepat sambil memberikan kembali koran itu kepada daddy dan tanganku meraih kudapan yang ada di atas meja.

"Mom dengar semua aset yang diberikan oleh ayahnya di jual dan dia pergi dengan membawa itu." Ucap mom.

"No mom, dia bekerja keras sendiri tanpa menyentuh aset yang diberikan oleh ayahnya."

Mereka, maksudku mom, dad dan Harry langsung menoleh kearahku.

"Kau seperti mengenalnya dengan baik Olivia?"

"Tidak aku hanya menebak saja, mungkin dia pergi karena dia sudah muak dengan keadaan aslinya. Kita tidak tau kan bagaimana keadaan asli dari seseorang, mungkin saja dia bisa tertawa senang tapi kita tidak tau apa yang dirasakannya tiap malam, bisa jadi dia menangis hingga dia tidak bisa tidur." Ucapku.

"Hmm ada benarnya juga yang dikatakan Olivia." Ucap Mom mulai duduk disebelahku.

"Ya apapun itu tidak sepatutnya ia melanggar aturan orang tuanya dengan pergi meninggalkan rumah." Ucap daddy.

Aku sedikit tidak suka dengan jawaban daddy yang seperti itu. Ah sudahlah aku tidak ingin mood ku rusak hanya karena ini.

Omong-omong, aku semakin yakin dengan Zayn yang ada di koran dengan Zayn temanku pasti ia satu orang yang sama.

"Oh ya kata Harry ponsel dan tas mu sudah kembali, bagaimana bisa?"

"Temanku yang merebutnya dari perampok itu dad." Aku melirik kearah Harry, dasar mulut ember.

"Namanya juga Zayn." Ucap Harry.

"Sebaiknya kau harus hati-hati dengan temanmu itu Olivia, bisa saja mereka satu bekerja sama. Huh itu terdengar mengerikan." Ucap mommy menggidikan bahunya.

"Iya aneh saja kejadian perampokan itu kan sudah dua hari lalu dan temanya baru memberikan barang itu kepada Olivia semalam. Biasanya perampok langsung menjual hasil rampokannya atau jangan-jangan dia perampoknya, dia hanya memanfaatkan keadaan saja agar bisa dekat denganmu."

"Harry benar, kau harus menjauhi Zayn itu Olivia..." Ucap mommy menyentuh tanganku.

"Kenapa yang bernama Zayn itu berwatak jahat."

"Zayn tidak jahat dad." Ucapku.

"Olivia..."

"Huh hanya karena mendengar omong kosong dari Harry kalian langsung percaya. Padahal kalian tidak tau cerita aslinya."

Aku langsung menghentakan kakiku dan pergi dari lingkaran mereka. Semuanya menjengkelkan!

"Olivia bukan seperti itu."

Home // H.S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang