Chapter 20

1.4K 154 31
                                    

6 bulan kemudian.~

              Aku menghirup udara segar sambil menghembuskanya perlahan. Aku merasa bebas sekarang karena sudah tidak ada yang mencariku lagi. Semuanya benar-benar ajaib. Aku dengar dari Louis jika Harry sudah mulai sibuk kuliah di kampus impiannya, aku senang mendengar itu karena akhirnya mimpinya itu terwujud.

Tapi tidak bisa dipungkiri aku merindukannya, merindukan mom, dad dan juga Gemma. Pasti mereka sudah membenciku.

Mengusap perutku yang sudah membesar sambil menyuap satu es krim coklat favoriteku. Akhir-akhir ini aku sering makan es krim Eleanor bilang ini bawaan bayi, tidak masalah lagi pula aku juga sangat menyukai es krim.

Menatap segerombolan gadis berseragam sekolah yang yang saling melempar canda tawa mereka membuatku sedikit iri. Seharusnya aku ada di masa mereka sekarang, tapi aku juga tidak menyalahi takdirku.

"Cepat lahir sayang, mommy sangat menantikanmu." Ucapku mengerucutkan bibirku sendiri.

Beberapa bulan lagi bayi ini lahir dan aku akan menyambutnya dengan gembira apalagi hasil USG menyatakan jika bayiku perempuan. Ah aku pasti akan semakin menyayanginya.

"Olivia?"

Aku menoleh mendengar suara pria yang tiba-tiba menyebut namaku. Mataku membulat sempurna melihat pria yang sudah tidak pernah aku lihat selama 6 bulan lebih ini.

"Kau benar Olivia?" Tanyanya tersenyum antusias lalu duduk di sebelahku sambil membenarkan topinya.

"Zz---Zayn?" Tanyaku gugup.

"Ah syukurlah kau masih mengingatku. Bagaimana kau bisa disini?" Tanyanya dengan senyum mengembang.

Oh no jangan sampai Zayn melihat perutku.

"Aku--akuuu."

"Ah ya aku tau kau kabur dari rumahmu kan?" Ucapnya dengan datar.

"Apa yang terjadi Olivia?" Tanya Zayn pelan.

Aku menggeleng dengan senyum kaku.

Zayn menatapku bingung lalu pandangannya mengedar dari atas kepala hingga berhenti lurus diarah perutku.

"Kau ha--hamil?" Tanya Zayn terbata-bata lalu menatapku dalam.

Aku mengangguk dan menunduk.

"Jauhi aku Zayn, aku gadis hina." Ucapku dengan bulir air mata yang entah sejak kapan mengalir.

Zayn langsung memeluk tubuhku dengan erat, dan tangisanku pecah di pelukannya.

"Husstt don't cry..."

"Aku---"

"No, kau saja bisa menerimaku padahal aku penjahat. Lalu apa salahnya dengan dirimu. Kau hamil, itu wajar karena kau perempuan." Ucapnya mengusap kepalaku lalu tangannya beralih mengusap air mataku yang berada di pipi.

"Siapa ayahnya apa dia ada disini?" Tanya Zayn.

Aku menggeleng.

"Aku minta maaf, benar-benar minta maaf Olivia."

"Ya Zayn kau tidak salah karena kau tidak tau." Jawabku berusaha tersenyum.

"Apa ini alasanmu kabur dari rumah?" Tanya Zayn.

Aku mengangguk lagi.

"Oh gosh aku tau sekarang." Ucap Zayn pelan lalu menggenggam tanganku.

"Lalu bagaimana bisa kau ada disini?" Tanyaku balik.

"Yah aku kabur ke New York."

"Keluargamu tau?"

Home // H.S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang