Chapter 26

1.2K 143 19
                                    

• Olivia's pov

Elle berlari kearahku yang sedang duduk di bangku panjang, yaps setiap sisi di taman festival ini memiliki bangku panjang tentu tujuannya untuk pengunjung duduk jika merasa kelelahan, okay itu tidak penting.

"Bagaimana dapat tiketnya?" Tanyaku pada Elle.

"Ini." Ucap Elle menunjukan tiga lembaran ke arahku.

Aku tersenyum dan membawa Elle ke pangkuanku.

"Dimana zaddy mu?"

"Zaddy sedang berbicara pada temannya mom."

"Siapa?" Tanyaku penasaran.

"Aku tidak tau. Pria memakai anting di telinganya, banyak tato juga seperti Zaddy." Bisik Elle.

Wow itu membuatku semakin penasaran. Apa dia preman yang ingin memalak Zayn? Kurasa tidak lagipula Zayn ku itu juga dulunya preman di London ia tidak akan mungkin bisa dipalak oleh preman lainnya. Wait? Zayn ku?  Okay itu konyol.

Tak lama pria yang memakai serba hitam itu berjalan kearahku dengan ekspresi sulit diartikan.

"Ada apa Zayn?" Tanyaku.

Seperti tersadar ia menggeleng lalu tersenyum.

"Ayo kita kesana, aku sudah mendapatkan tiketnya."

Baiklah, mungkin ia tidak ingin menceritakannya padamu. Tidak masalah, karena setiap orang punya privasinya masing-masing 'kan?

Aku bangun dari dudukku setelah Zayn mengambil Elle dan langsung menggendongnya.

"Elle kau bisa berjalan jangan terus digendong oleh Zaddy lah." Ucapku terdengar seperti merengek, aku tidak mau Elle menjadi alasannya kelelehan, walaupun kenyataannya memang anakku lah yang selalu membuat Zayn lelah.

"Zaddy saja tidak protes mengapa mommy protes? Mommy ingin di gendong juga?"

Zayn tertawa lepas mendengar jawaban dari Elle. Sumpah aku tidak pernah mengajarinya berbicara seperti itu.

"Ya mommy mu cemburu Elle karena zaddy tidak menggendongnya."

"Apa kau ingin bergantian dengan mommy mu hmm?" Sambung Zayn lalu melirikku dengan tatapan meledek.

"Boleh." Ucap Elle tertawa lalu detik kemudian Zayn menurunkan Elle dari gendongannya. Zayn tersenyum kearahku sambil merentangkan tangannya.

"Kau ingin melompat kearahku atau aku yang langsung mengangkatmu."

"Lompat saja mom. Itu menyenangkan seperti naik trampoline dan ada seseorang yang menangkapnya."

Astaga, aku memutar bola mataku. Bisa-bisanya dua makhluk ini menyudutkanku.

"Aaaa Zayn!"

Tiba-tiba tubuhku terangkat dan menempel pada tubuh Zayn. Dia benar-benar menggendongku seperti dia menggendong Elle.

Dibawah sana Elle tertawa girang tanpa dosa.

"Zayn turunkan aku."

"Tidak." Ucap Zayn. Aku menatapnya dengan memasang puppy face. Bagaimana mungkin ia tetap mau menggendongku sedangkan banyak orang yang memperhatikan kami. Elle masih terlihat tertawa sambil menunjuk-nunjuk diriku. Oh god! Ini benar-benar memalukan.

"Lepaskan aku Zayn."

"Jika aku melepasmu kau akan terjatuh dan tingkat malumu akan naik dengan pesat."

"Maksudku turunkan aku."

"Tidak untuk kali ini."

"Aku malu." Bisikku sedikit menekannya. Zayn hanya tertawa lalu kembali berjalan kearah bianglala berada.

Home // H.S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang