05| Jamais Vu (본 적이 없다)

1.5K 243 26
                                    

UN Village, Hannam-dong, Yongsan-Gu, 23 Februari 2510.

"Deja vu adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa pernah mengalami sebuah pengulangan peristiwa yang mana ia yakin peristiwa itu pernah terjadi di masa lampau."

Lee Beomgyu berujar sambil berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kedua tangannya sedang sibuk menempelkan plester kecil yang senada dengan warna kulitnya untuk menutupi sebuah jerawat yang muncul di antara kedua alisnya.

"Contohnya saat seseorang pergi ke suatu tempat untuk pertama kalinya namun ia merasa sudah pernah mengunjungi tempat itu sebelumnya."

Pemuda itu harus ke kampus sore ini. Jadi sambil bersiap-siap, ia menghafalkan materi yang harus ia presentasikan di depan teman-temannya sekaligus di depan seorang penguji dari Seoul International Laboratory.

Tidak perlu menebak. Karena Beomgyu tahu penguji tersebut adalah Lee Taehyung, kakaknya sendiri. Dan tentu saja kegugupan Beomgyu bertambah berkali-kali lipat. Karena ia harus membuat sang kakak bangga, bagaimana pun caranya.

"Sementara kebalikan dari Deja Vu adalah Jamais Vu. Yakni ketika seseorang merasa baru pertama kali mengalami sebuah peristiwa. Padahal faktanya ia pernah mengalami hal itu sebelumnya."

Beomgyu mengamati penampilannya dari atas sampai bawah. Ia kemudian tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Meski tidak setampan sang kakak, tapi Beomgyu yakin kalau dirinya lebih manis dan mempesona dibanding Taehyung.

"Salah satu contoh dari Jamais Vu adalah ketika seseorang mengunjungi sebuah tempat dan ia merasa baru pertama kali mengunjungi tempat itu. Padahal faktanya ia telah berulang kali mengunjungi tempat tersebut. Kadang Jamais Vu sering dianggap sebagai amnesia tingkat ringan. Intinya Jamais Vu adalah kebalikan dari Deja Vu."

Beomgyu menyampirkan ranselnya di kedua pundaknya kemudian keluar dari kamar.

"Kadang otak tidak bisa membedakan antara imajinasi dengan fakta atau mimpi dengan nyata. Hingga menimbulkan Deja Vu dan Jamais Vu."

Mulut Beomgyu belum berhenti untuk menghafalkan materi presentasinya. Bahkan saat ia menuju atap rumah untuk mengeluarkan mobilnya dari parkiran udara, pemuda sembilan belas tahun itu masih saja mengoceh.

"Gyu."

Beomgyu yang hendak masuk ke dalam mobil, segera menoleh saat Jeonkook memanggilnya.

"Oh? Hyeong belum berangkat?"

"Ayo berangkat bersama."

Beomgyu melotot. Pasalnya ini adalah pertama kalinya sang kakak tiri mengajaknya berangkat bersama. Padahal biasanya pria yang usianya satu tahun lebih tua darinya itu selalu menolak saat diajak berangkat ke kampus bersama.

"Pergi dengan mobilku atau mobilmu, Hyeong?"

"Mobilmu saja. Dan jangan berkendara terlalu cepat. Aku tidak ingin berurusan dengan robot udara."

Beomgyu terkekeh sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Dia memang sering dihadang oleh robot udara karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

"Siap, Hyeong. Lagi pula aku tidak ingin Aboji menceramahiku lagi."

Dua bersaudara itu lalu masuk ke dalam mobil. Dan beberapa saat kemudian mobil berwarna silver itu melaju di jalan raya udara sore ini.

"Gyu."

"Kenapa, Hyeong?" tanya Beomgyu sambil mengecek jadwal di ponselnya. Meski berada di balik kemudi, namun mobil ini bisa bergerak secara otomatis. Beomgyu hanya tinggal mengatur tujuan dan kecepetan pada LCD kecil yang ada di dashboard.

JAMAIS VU [2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang